Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Waspadai 5 Kondisi Penis yang Mendadak Berubah Warna

Berhati-hatilah jika Anda melihat penis terlihat berwarna ungu, disertai dengan rasa nyeri atau sakit.

Liputan6.com, Jakarta Anda harus berhati-hati ketika melihat penis berwarna ungu. Pasalnya, ini bisa jadi pertanda buruk bagi penis Anda.

Menurut Direktur Medis Spesialis Kanker Urologi di Los Angeles, S. Adam Ramin, MD, penis berubah warna sesungguhnya normal. Sebelum masturbasi atau berhubungan seks, penis mungkin berubah berwarna merah gelap atau keunguan. Ini dikarenakan ada aliran darah yang mengalir ke penis dan mempertahankan ereksi.

Namun, ada beberapa hal buruk yang mungkin terjadi, ketika penis Anda berubah warna. Dilansir dari Men's Health, Jumat (16/3/2018) beberapa alasan penis berubah warna ini harus Anda waspadai.

1. Penis Memar

Memar bisa terjadi bila sebuah luka menyebabkan pembuluh darah kecil di bawah kulit terbuka. Hal ini bisa membuat kulit berubah menjadi ungu, biru, hijau, atau hitam,

Penis mungkin saja terkena benturan, terjepit ritsleting, atau seks yang terlalu kasar adalah penyebab umum yang sering terjadi. Hal ini diungkap oleh Dr. Jamin Brahmbhatt, MD, ahli bedah urologi di PUR Clinic, Amerika Serikat.

Untunglah, memar ringan biasanya tidak akan berbahaya. Selain itu, memar mungkin akan sembuh dalam beberapa hari. Jika tidak, itu berarti saatnya menghubungi dokter.

 

Simak juga video menarik berikut ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Seperti Terong

2. Penis Bengkok

Penis tidak memiliki tulang. Namun, penis memiliki ligamen dan jaringan yang bisa membengkok. Ini bisa menyebabkan perubahan warna pada penis.

Beberapa penyebabnya antara lain yaitu hubungan seks yang kasar, menyebabkan ereksi tidak fleksibel dan rentan membuat penis bengkok. Selain itu, trauma seperti kecelakaan juga bisa menyebabkan hal itu.

Jika Anda mendengar suara retak pada penis, diikuti rasa sakit yang mendadak, serta perubahan warna, Anda harus hati-hati. Kemungkinan hal itu adalah fraktur (patah) penis.

"Kasus terburuk, penis Anda bisa seperti terong," kata Dr. Brahmbhatt. Apabila ini terjadi, Anda harus melakukan pembedahan di rumah sakit.

3. Penis Alergi

Menurut Dr. Ramin, banyak obat yang bisa memicu alergi. Antibiotik seperti inuprofen atau acetaminophen, memungkinkan ruam keunguan pada kulit. Termasuk kulit penis.

Jika ruam disertai terkelupasnya kulit dan nyeri, kondisi tersebut mungkin adalah sindrom Stevens-Johnson. Sindrom kulit terkelupas atau melepuh akibat alergi berlebihan pada obat tertentu yang sangat jarang terjadi. Sindrom ini lebih rentan pada pria ketimbang wanita. Selain itu, memiliki kelainan autoimun juga bisa mempengaruhi.

Untuk itulah, disarankan menghubungi dokter untuk melihat apakah penis Anda hanya alergi, atau sesuatu yang lebih parah.

 

3 dari 3 halaman

Penyakit di Kulit

4. Purpura

Purpura ditandai dengan benjolan kecil berwarna ungu pada kulit. Biasanya ada di penis, pantat, kaki bagian bawah atau siku. Benjolan ini biasa dimulai saat pembuluh darah di bawah kulit mulai terbuka.

Benjolan ini kadang tidak menyakitkan. Namun, hal tersebut bisa disertai dengan sakit perut, nyeri sendi, atau pembengkakan dan nyeri pada skrotum.

Purpura pada penis biasa terjadi akibat adanya reaksi autoimun. Ketika sistem kekebalan tubuh menyerang pembuluh darahnya di penis, dan menyebabkan radang.

5. Penyakit Menular Seksual

Jika Anda melihat warna keunguan pada penis, mungkin itu adalah herpes atau sifilis. Luka karena herpes biasanya berkembang menjadi warna merah atau ungu yang menyakitkan, dengan cairan berwarna bening atau kekuningan. Sementara sifilis, bisa menyebabkan bintik merah atau ungu yang bulat namun tidak menimbulkan rasa sakit.

Gejala awal sifilis bisa disembuhkan dengan antibiotik, namun untuk herpes, Anda harus melakukan perawatan yang tepat. Maka, cara yang tepat untuk mencegahnya adalah dengan menghindari kontak seksual dengan penderita PMS, serta melakukan hubungan seks yang bersih.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.