Sukses

Risiko Kerusakan Otak Intai Para Penggemar Alkohol, Waspadalah

Studi menemukan bahwa konsumsi alkohol punya kaitan erat dengan adanya kerusakan otak.

 

Liputan6.com, Jakarta Individu yang sering minum minuman mengandung alkohol sebaiknya berhati-hati. Sebuah studi menemukan, alkohol mampu meningkatkan risiko otak terkena demensia.

Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Lancet Public Health. Dalam studi itu, lebih dari 1 juta orang dewasa dengan demensia dipulangkan dari rumah sakit Prancis dari tahun 2008 hingga 2013.

Dilansir dari Healthline, Senin (12/3/2018), sepertiga dari 57 ribu kasus demensia yang ditemukan, memiliki kaitan dengan konsumsi alkohol. Sekitar 18 persen penderita didiagnosis mengalami kecanduan alkohol.

"Kami menyimpulkan, bahwa kecanduan alkohol adalah faktor yang paling signifikan untuk terkena demensia, dan mengontrol 30 kemungkinan faktor risiko," kata Dr Michale Schwarzinger, ilmuwan di National Translational Health Economics Network, yang merupakan penulis dalam studi tersebut.

Ini disebabkan oleh efek beracun yang ditimbulkan oleh alkohol. Selain itu, konsumsi alkohol juga menjadi lebih berbahaya dengan adanya faktor risiko lain, seperti merokok, diabetes, dan gangguan pendengaran.

"Kami sudah mengira bahwa alkohol memiliki peran yang besar. Tapi saya tidak tahu kalau dampaknya sampai sebesar ini," ujar Dr Jurgan Rehm, Direktur dari University of Toronto's Center for Addiction and Mental Health's Institute for Mental Health Policy Research, Kanada.

 

Simak juga video menarik berikut ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Efek seperti Amnesia

Dr Joseph Garbely, wakil presiden layanan medis dan direktur medis di Caron Treatment centres, Amerika serikat, yakin bahwa alkohol memengaruhi kerja otak, terutama pada mereka yang berusia lanjut.

"Konsumsi alkohol dapat menyebabkan kelainan kognitif, karena alkohol memiliki efek seperti amnesia," kata Garbely.

Walaupun alkohol memiliki dampak dalam berkurangnya memori jangka pendek, itu bisa mempengaruhi area memori lain di otak. Memberikan gejala-gejala yang mirip dengan demensia.

Selain itu, Schwarzinger menambahkan, efek racun dalam minum alkohol telah diketahui selama beberapa dekade.

"Semakin banyak penelitian yang mendukung bahwa alkohol memiliki korelasi dengan kerusakan otak," tambah Schwarzinger.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Dementia sering disalahartikan sebagai penyakit pikun. Namun sebenarnya, demensia bukanlah penyakit melainkan gejala suatu penyakit.

    Demensia

  • Alkohol