Sukses

Pelakor Muncul, Siapa yang Harus Disalahkan?

Apa iya pelakor yang mesti disalahkan ketika suaminya ketahuan selingkuh?

Liputan6.com, Jakarta Pelakor (perebut laki orang) tidak bisa begitu saja disalahkan saat suami Anda ketahuan selingkuh.

Boleh saja menilai perempuan idaman lain (PIL) suami Anda itu jahat dan tega, tapi Anda juga harus menyadari, pelakor tidak akan ada jika hubungan Anda dan suami baik-baik saja.

"Ketika (hubungan suami istri) ada gap dan jarak, kekosongan di antara suami dan istri itu (akan) diisi oleh orang lain (pelakor)," kata Psikolog Klinis dan Praktisi Hipnoterapi di Dharmawangsa Mental Health Clinic, Liza M Djaprie saat dihubungi Health Liputan6.com pada Kamis, 22 Februari 2018.

Liza mengatakan ada tiga pihak yang harus disalahkan dalam kasus perselingkuhan. Bukan hanya pelakor itu saja, tapi suami dan istri yang meski dalam hal ini posisinya adalah korban.

"Dia korban, tapi ada kontribusi sampai hal ini bisa terjadi. Walaupun kontribusi itu minimalis banget, ternyata bisa membuat pria melihat wanita lain," kata Liza.

Seorang istri bisa introspeksi ke diri sendiri saat tahu ada pelakor yang siap menerkam sang suami. Istri terkadang tidak menyadari bahwa sedang ada kesenjangan di antara mereka, yang mungkin tidak terbahas atau terlewatkan begitu saja.

"Atau mungkin tampak hangat, tapi (kalau diperhatikan) cenderung individualisme," kata Liza.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pelakor Muncul karena Ada Kesenjangan Dalam Hubungan

Menurut Liza, 80 persen perselingkuhan bisa terjadi karena hubungan suami dan istri yang berjarak. Sisa 20 persen disumbangkan oleh pria itu sendiri.

"Ada memang pria yang tidak bisa berkomitmen. Mau pasangan secantik kayak apa, dia tidak pernah puas," kata Liza.

Liza pun berpesan, daripada repot-repot dan menghabiskan tenaga buat memarahi pelakor, mending energi itu dipakai buat refleksi.

"Balik lagi, tanya ke diri sendiri, salah dan kurangnya di mana? Misal, jangan-jangan karena terlalu dominan, sampai-sampai suami menjadi takut. Misal lagi, saking keasyikan kerja, sampai-sampai tidak bisa menyiapkan sarapan buat suami," kata Liza menambahkan.

Tak jarang, ada hal yang tidak bisa dilakukan istri, tapi sudah dimaklumi terlalu lama oleh si suami, sampai kemudian muncul perempuan yang disebut pelakor itu, bisa melakukan apa yang tidak bisa dilakukan istri sendiri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.