Sukses

Inilah Alasan Garam Sebabkan Hipertensi

Beberapa orang lebih sensitif terhadap garam dibanding yang lain. Asupan garam yang tinggi dapat mengganggu aliran darah pada individu yang sensitif garam.

Liputan6.com, Ohio: Garam selalu disebut-sebut dapat mempengaruhi tekanan darah jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak. Bahkan garam dapat menyebabkan hipertensi. Tapi tahukan Anda mekanisme di balik garam yang memicu hipertensi?

Beberapa orang lebih sensitif terhadap garam dibanding yang lain. Asupan garam yang tinggi dapat mengganggu aliran darah pada individu yang sensitif garam sementara mereka yang tahan garam tidak mengalami perubahan tersebut.

Para ilmuwan telah mengidentifikasi bagaimana garam dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi pada pasien yang sensitif garam. Menurut mereka, kelebihan garam dapat menyebabkan hipertensi sebab dapat membuat sistem kardiovaskular lebih sulit mengatur tekanan darah dan suhu tubuh secara bersamaan.

Dr Robert P. Blankfield, profesor klinis obat keluarga di Case Western Reserve University School of Medicine menyatakan, pada individu yang sensitif garam kelihatannya dapat menjaga keseimbangan suhu inti tubuh lebih efektif daripada individu yang tahan garam, tetapi mereka mengalami peningkatan tekanan darah dalam prosesnya.

"Sebaliknya, individu yang tahan garam menjaga keseimbangan tekanan darah lebih efektif daripada individu sensitif garam, tetapi mengalami penurunan suhu yang lebih besar dalam prosesnya."

Untuk menguji mekanisme di balik hipertensi bagi individu yang sensitif garam, para peneliti meneliti sekelompok pria sehat yang terdiri dari 22 orang. Fokus penelitian ini adalah untuk menguji dampak konsumsi garam dan air dan hanya air biasa bagi pria tanpa tekanan darah tinggi.

Tujuan penelitian untuk mengetahui tekanan darah, suhu rektal, indeks jantung (volume darah yang dipompa oleh jantung per menit), dan  urin dari para peserta yang dimonitor pada interval dari satu, dua, dan tiga jam setelah mereka mengkonsumsi garam dan air atau air saja. Selain itu, variasi suhu rektal antara individu yang sensitif garam dan tahan garam ibandingkan.

Para peneliti mencatat bahwa suhu tubuh lebih turun setelah mengonsumsi garam dan air daripada sekadar air putih. Selain itu, suhu tubuh lebih anjlok pada pria yang tahan garam dibandingkan dengan mereka yang sensitif garam. Studi ini diterbitkan dalam jurnal 'Hipertensi Research. "

Meskipun jumlah harian garam yang disarankan sekitar 500 miligram bagi fungsi tubuh, kebanyakan orang menggunakannya sekitar 10 kali dari jumlah tersebut setiap harinya.

Studi telah menetapkan bahwa konsumsi garam yang berlebihan dapat berhubungan dengan masalah kesehatan yang serius. Orang yang mengkonsumsi garam dengan jumlah tinggi berisiko stroke, penyakit jantung, kanker perut, dan masalah ginjal. Selain itu, kelebihan garam dalam diet dapat menyebabkan hilangnya kalsium yang berlebihan dan dengan demikian meningkatkan risiko osteoporosis.(theMedGuru/MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.