Sukses

Mengapa Banyak Pasangan Anggap Perayaan Valentine Membosankan?

Mengapa Valentine dianggap membosankan?

Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi oleh Groupon menemukan 80 persen pasangan masih merayakan hari Valentine, namun 53 persen pasangan merasa melakukan hari Valentine yang sama persis dari tahun ke tahun.

Dilansir dari New York Post pada Sabtu (10/2/2018), hampir setengah dari orang Amerika mengatakan, mereka dapat memprediksi hadiah Valentine dari pasangan mereka. Itulah mengapa, 26 persen menganggap bahwa Valentine merupakan tradisi membosankan.

Menurut survei Groupon yang dilakukan 2000 orang Amerika yang sedang menjalani sebuah hubungan, hampir 80 persen mengatakan bahwa saling bercerita pengalaman dengan pasangan setelah makan malam adalah kunci untuk hari Valentine sempurna.

Namun, 80 persen dari mereka mengungkapkan bahwa mereka ingin menerima sebuah pengalaman sebagai hadiah di hari Valentine. Pengalaman menurut para peserta survei yang dimaksud adalah seperti menghadiri konser, melihat pertunjukan budaya, dan mengikuti kelas memasak.

 

Simak juga video menarik berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tidak Ingin Hal yang Sama

"Wanita tidak menginginkan hal yang sama. Kami ingin orang-orang menjadi kreatif. Lakukanlah perjalanan eksotis untuk dua orang di suatu tempat, marik berikan pasangan pijatan, terkunci di ruang pelarian, dan menjadi aneh," kata aktris dan juru bicara perusahaan, Tiffany Haddish.

Groupon dan Tiffany mengumpulkan beberapa ide untuk Anda dan pasangan agar hari Valentine tidak membosankan. Ide tersebut seperti kencan dengan aktivitas dan pengalaman yang tidak terlupakan, paket pijat dan spa, dan juga menawarkan makan di restoran.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.