Sukses

Seberapa Penting Tontonan Anak Harus Cantumkan Batasan Umur?

Mulai sekarang, perhatikan kategori tontonan anak yang anda tonton.

Liputan6.com, Jakarta Rentannya si Kecil terpapar tontonan anak yang dianggap tidak mendidik dan penuh kekerasan, menuntut orangtua harus sering-sering melihat mengenai batasan umur dari acara tersebut.

Menurut Psikolog dari Universitas Indonesia, Dr Imelda Ika Dian Oriza M.Psi, ketika dihubungi Health Liputan6.com pada Kamis, 8 Februari 2018, stasiun televisi di Indonesia mungkin bisa meniru stasiun televisi di luar negeri yang sudah sejak lama selalu menampilkan batas umur di setiap acara, termasuk juga tontontan anak.

"Kalau teve lokal untuk semua (umur) ya. Kalau di bioskop kan juga sudah ada saran umurnya," kata Dian.

Mengapa ini menjadi poin penting? Imelda mengatakan bahwa terkadang tontonan anak itu memiliki nilai-nilai, yang bisa orangtua jadikan bahan obrolan bersama si Kecil. Sekaligus mengajarkan anak-anak mereka meniru sifat baik dari tokoh yang mereka lihat.

"Kita bisa komentar untuk menggugah perhatian atau bisa menekankan nilai tersebut. Kalau dari sisi anak, anak bisa bertanya," kata Imelda menambahkan.

Dian, menambahkan, secara umum perkembangan kematangan kognitif atau mental anak di bawah 15 tahun belum bisa berpikir mengenai sesuatu yang abstrak dan juga tentang sebab akibat.

"Apa yang mereka lihat (baca: tontonan anak), mereka tiru tanpa memahami akibatnya," kata Dian.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Stasiun TV Punya Peran

Terkaitnya dengan tidak adanya stasiun TV lokal yang secara khusus untuk anak-anak, menurut Dian, orangtua lebih baik tegas dan konsisten agar anak tidak menonton televisi. Selain itu, pihak televisi juga harus membuat jam tayang untuk acara anak-anak.

"TV sebetulnya perlu mengatur jam-jam tayang film anak. Kalau di jam-jam belajar kan biasanya juga tontonan dewasa," kata Dian.

"Masalah kadang sinetron yang khusus anak juga mengandung kekerasan. Bullying atau membully pelaku bullying kan bully juga," tambah Dian.

Menurutnya salah apabila hiburan di rumah hanya televisi. Keluarga juga perlu kegiatan lain seperti bermain di malam bersama atau membaca buku agar TV tidak terus menyala.

3 dari 3 halaman

Tantangan Internet

Tantangan yang sulit saat ini adalah kehadiran internet. "Keluarga dengan akses internet, lebih bebas lagi menentukan informasi atau hiburan yang ingin mereka dapat. Pendampingan dan kontrol harus lebih kencang," tambah Dian.

"Yang sulit sebetulnya bagaimana orangtua disiplin juga dalam menonton. Hanya anak yang diatur tapi orang tua tidak mengatur tontonan kan jadi sulit. Disiplin itu untuk orangtua dulu baru anak," jelas Dian.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.