Sukses

Muntah pada Bayi Bisa Dicegah Berdasarkan Posisi Minum ASI

Bayi sering muntah saat diberikan ASI atau makanan pendamping lainnya, berbahaya kah? Simak tips dari Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Muntah pada bayi merupakan hal yang sering dikeluhkan para orang tua ketika berkunjung ke dokter. Muntah atau gumoh (regurgitasi) pada bayi bisa jadi suatu kelainan, namun bisa juga tidak. Kelainan yang sering menyebabkan muntah pada bayi adalah Refluks Gastroesofagus (RGE), yaitu kembalinya isi lambung ke kerongkongan dan dapat terus keluar lewat mulut menjadi gumoh atau muntah.

Kandungan lambung tersebut dapat berupa air liur, minuman atau makanan yang tertelan, sekresi pankreas dan sekresi cairan empedu. Regurgitasi terjadi pada hampir 70% bayi berusia 4 bulan dan 25% di antaranya merupakan masalah bagi orang tua, seperti dikutip dari akun Instagram Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), @idai_ig, Rabu (7/2/2018).   

Sampai umur 1 tahun, sebenarnya RGE masih merupakan hal yang normal asalkan bayi tidak menolak minum susu dan berat badan bayi tetap naik terus. Bila berat badan bayi cenderung tidak naik, barulah diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menilai derajat RGE tersebut dengan melakukan pemeriksaan pH monitoring.

"Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi muntah pada bayi adalah dengan disendawakan sesudah bayi minum. Posisi bayi saat minum ASI sebaiknya setengah duduk (jangan sambil tiduran), dan jangan terlalu banyak dimanipulasi setelah minum," terang Muzal Kadim, dari Divisi Gastrohepatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM.

 

Simak juga video menarik berikut :

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hipertrofi Pyloric Stenosis

Kelainan lain yang dapat menyebabkan muntah pada bayi adalah Hipertrofi Pyloric Stenosis (HPS). Ini merupakan suatu kelainan saluran pencernaan yang ditandai dengan menyempitnya saluran usus daerah pylorus akibat menebalnya otot dinding usus.

Pylorus merupakan bagian dari usus dua belas jari yang berbatasan langsung dengan lambung dimana makanan atau minuman dari lambung akan masuk ke usus dua belas jari secara bertahap. Karena adanya penebalan ini, maka makanan atau minuman tersebut akan terhalang masuk ke usus dua belas jari. Akibatnya, makanan akan dimuntahkan kembali oleh bayi.

3 dari 3 halaman

Usia bayi rawan muntah

Gejala muntah pada HPS biasanya muncul pada usia 2 - 12 minggu. Jika orang tuanya mempunyai HPS, maka risiko anaknya akan mengalami #HPS adalah sebesar 20%. Jika dokter mencurigai si kecil menderita HPS, maka akan dilakukan serangkaian pemeriksaan termasuk Ultrasonografi (USG) perut.  

Kalau memang benar si kecil menderita HPS, si Kecil harus menjalani operasi kecil pada otot-otot pylorus yang disebut pyloromyotomy. Operasi ini dijalani dengan menyayat tetapi tidak sampai memotong otot pylorus yang menebal itu untuk melebarkan salurannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.