Sukses

Pintar, Begini Trik Nyamuk Hindari Pukulan Manusia

Jika Anda termasuk yang sering menepuk, nyamuk lama-lama bisa menghindari karena ingat dengan aroma Anda.

Liputan6.com, Jakarta Anda sering menepuk atau memukul nyamuk? Jika Anda termasuk yang sering menepuk, nyamuk lama-lama bisa menghindari karena ingat dengan aroma Anda.

Itulah hasil penelitian yang menemukan nyamuk bisa belajar menghubungkan aroma tertentu dengan sensasi yang tidak menyenangkan, serupa dengan memukul nyamuk. Kemampuan ini yang membantu serangga pengisap darah menghindari aroma itu di lain waktu.

Studi terakhir ini dipublikasikan di jurnal Current Biology seperti dilansir IBTimes, Senin (29/1/2018).

"Begitu nyamuk mempelajari aroma dengan cara yang tidak menyenangkan, bau tersebut menyebabkan respons yang tidak sedap sama seperti respons terhadap DEET, yang merupakan salah satu obat nyamuk yang paling efektif," kata Jeffrey Riffell dari University of Washington, Seattle.

"Apalagi, nyamuk ingat bau yang sudah dipelajari selama berhari-hari."

 

 

Saksikan juga video berikut ini:  

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Melatih nyamuk

Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana pembelajaran memengaruhi gigitan nyamuk, para periset melatih beberapa ekor nyamuk dengan memasangkan aroma spesies manusia atau hewan tertentu dengan kejutan mekanis yang menyerupai tepukan seseorang.

Para peneliti menemukan nyamuk dengan cepat mengetahui hubungan antara aroma dan kejutan mekanik, dan menggunakan informasi tersebut untuk menentukan arah terbang.

Analisis lebih lanjut mengungkapkan dopamine, pembawa pesan kimia yang membawa sinyal antara sel otak, juga berperan penting dalam belajarnya nyamuk. Namun, nyamuk yang dimodifikasi secara genetik yang kekurangan reseptor dopamine kehilangan kemampuan untuk belajar.

3 dari 3 halaman

Diuji 24 jam

Nyamuk kemudian diuji lagi 24 jam kemudian di dalam dudukan cetakan 3D custom, yang memungkinkan mereka tetap terbang di tempat sementara para periset merekam aktivitas neuron di pusat penciuman otak mereka.

Percobaan menunjukkan tanpa dopamine, neuron tersebut cenderung tidak terpengaruhi, dengan menunjukkan nyamuk menjadi kurang mampu memproses dan belajar dari informasi aroma yang ada.

"Dengan memahami bagaimana nyamuk membuat keputusan siapa yang harus digigit, dan bagaimana belajar dengan perilaku tersebut, kita dapat lebih memahami gen dan dasar neuron dari perilaku," kata Riffell.

"Ini bisa menyebabkan alat kontrol nyamuk lebih efektif."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.