Sukses

Waspada, Anak Susah Tidur Bisa Picu Kanker Nantinya

Sebuah penelitian menemukan, kesulitan tidur pada anak memiliki hubungan dengan potensi kanker saat dewasa.

Liputan6.com, Jakarta Anak Anda sulit tidur? Coba periksa indeks massa tubuhnya (BMI). Sebuah penelitian menunjukkan ada hubungan susah tidur dengan kanker saat dewasa.

"Obesitas pada masa kanak-kanak sangat sering menyebabkan obesitas dewasa. Hal ini menempatkan mereka pada risiko yang lebih besar mengembangkan kanker terkait obesitas di masa dewasa," kata pemimpin penelitian Bernard Fuemmeler, Profesor dan Direktur Associate untuk Pencegahan dan Pengendalian Kanker di Virginia Commonwealth University, seperti dilansir The Health Site, Minggu (28/1/2018).

Untuk penelitian ini, sekitar 120 anak-anak dengan usia rata-rata delapan tahun ikut berpartisipasi. Untuk melacak siklus tidur-bangun, anak-anak memakai accelerometers terus menerus selama 24 jam untuk jangka waktu minimal lima hari.

Peneliti kemudian menemukan durasi tidur yang lebih pendek, diukur dalam jam, dikaitkan dengan z-skor BMI yang lebih tinggi (indeks massa tubuh disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hubungan jam tidur dengan BMI

Setiap jam tidur tambahan dikaitkan dengan penurunan z-skor BMI 0,13, dan dengan penurunan lingkar pinggang 1,29 cm. Ukuran frekuensi dan tingkat transisi antara tidur dan aktivitas juga dikaitkan dengan lingkar pinggang yang lebih besar.

"Karena hubungan yang kuat antara obesitas dan berbagai jenis kanker, pencegahan kegemukan anak-anak adalah pencegahan kanker," lanjut peneliti.

Hasil penelitian, yang akan dipresentasikan di Obesity and Cancer: Mechanisms Underlying Etiology and Outcomes, menunjukkan meskipun durasi tidur penting, memeriksa kualitas tidur mungkin juga berguna dalam merancang strategi pencegahan obesitas di masa kecil.

"Hari ini, banyak anak yang tidak cukup tidur. Ada sejumlah gangguan, seperti layar di kamar tidur, yang berkontribusi pada kualitas tidur. Tidur jadi terfragmentasi. Ini, yang terus berlanjut seiring berjalannya waktu, bisa menjadi faktor risiko obesitas," kata Fuemmeler.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.