Sukses

Apa Benar Nasi Merah Lebih Sehat dari Nasi Putih?

Selama ini kebanyakan orang percaya nasi merah lebih sehat dari nasi putih, tapi apa benar begitu?

Liputan6.com, Jakarta Nasi merah atau nasi putih, mana yang lebih baik? Selama ini nasi merah dianggap lebih baik karena tidak banyak melewati pengolahan sehingga mengandung lebih banyak nutrisi, serat, dan memiliki GI (Glycemic index) yang lebih rendah.

Akan tetapi, sebenarnya tidaklah sesederhana itu. Inilah beberapa fakta yang perlu Anda ketahui:

Nasi putih mengandung sedikit nutrisi

Nasi putih dibuat dengan pemurnian yang menghilangkan bagian kulit padi dan bubuk atau dedak dibandingkan dengan komposisi yang terkandung beras merah. Melalui proses ini, sebagian besar seratnya hilang (nasi merah mengandung lebih dari 4 kali serat nasi putih) serta banyak vitamin dan mineral penting lainnya (nasi merah mengandung hampir 4 kali lebih banyak magnesium dan 2 kali lebih banyak mangan daripada nasi putih).

Karena perbedaan kandungan serat, beras putih memiliki indeks glikemik lebih tinggi daripada beras merah (ini meningkatkan kadar gula darah lebih cepat). Pola makan yang banyak makanan GI tinggi dapat menimbulkan malapetaka terhadap kadar gula darah dan energi. Selain itu, bisa meningkatkan risiko kenaikan berat badan, diabetes tipe 2, dan kondisi kesehatan lainnya.

Dan beras merah mengandung "anti-nutrisi"

Bagian kulit padi dari beras merah yang dikeluarkan untuk menghasilkan nasi putih mengandung senyawa yang disebut asam fitat. Asam fitat kadang-kadang diberi label "anti-nutrisi" karena mereka dapat mengikat mineral, seperti seng, magnesium, dan kalsium, serta mencegahnya diserap tubuh.

Beberapa orang berpendapat bahwa diet yang banyak mengonsumsi biji-bijian akan menyebabkan tingginya kadar asam fitat ini. Inilah kenapa beberapa jenis diet mengeluarkan biji-bijian dari menunya, seperti diet paleo.

Akan tetapi, ahli lain menyarankan bahwa asam fitat memiliki sifat protektif terhadap penyakit kronis seperti penyakit jantung dan kanker. Bagi kebanyakan orang sehat, bisa jadi efek negatif potensial dari asam fitat pada penyerapan mineral sebenarnya diimbangi oleh manfaat kesehatannya.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cara Kurangi Kadar Asam Fitat

Anda mungkin sudah membaca bahwa perendaman biji-bijian dan kacang-kacangan dapat mengurangi kandungan asam fitat, tapi sayangnya ini tidak bekerja untuk beras merah karena mengandung kadar phytase yang sangat rendah, enzim yang memecah asam fitat.

Jadi, apa kesimpulannya?

Pelajaran penting yang bisa diambil di sini, yakni memberi label makanan "baik" atau "buruk" tidaklah sesederhana itu. Baik nasi putih maupun beras merah secara intrinsik "buruk", tapi keduanya dapat dinikmati secara moderat sebagai bagian dari diet seimbang.

Kami akan merekomendasikan untuk memilih opsi gandum sebagai aturan umum, tapi mesti disadari juga fakta bahwa biji-bijian mengandung phytates. Saat memilih makanan, pastikan makanan kaya akan berbagai jenis nutrisi dan jangan lupakan variasi, terutama beragam jenis buah dan sayuran.

Jika Anda mengonsumsi nasi putih, selalu kombinasikan dengan sumber protein yang baik dan beberapa lemak sehat (salmon dan alpukat sushi mungkin bisa jadi pilihan). Kombinasi ini akan membantu memperlambat laju kenaikan kadar gula darah.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.