Sukses

Bukan Cuma Bikin Pendek, Stunting Bikin Anak Enggak Cerdas

Tak cuma bikin pendek, ada yang mengkhawatirkan dari stunting yakni perkembangan otak tidak maksimal.

Liputan6.com, Jakarta Kekurangan gizi pada balita yang berlangsung lama atau stunting membuat pertumbuhan anak menjadi terhambat alias pendek. Tak cuma itu, ada yang mengkhawatirkan dari stunting yakni perkembangan otak jadi enggak maksimal. 

"Stunting menyebabkan otak anak tidak berkembang dengan baik sehingga menurunkan kemampuan kognitifinya," kata Dewan Pembina Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia, Fasli Jalal di Jakarta pada Rabu (24/1/2018).

Ketika kecerdasan menurun, hal ini akan membuat anak jadi sulit berprestasi di sekolah. Sehingga ketika usia produktif, kata Fasli, tingkat produktivitas rendah. 

Fakta ini selaras dengan hasil riset yang dipublikasikan Lancet di 2007. Disebutkan penghasilan anak stunting di usia produktif 20 persen lebih rendah dari yang tumbuh optimal.

Stunting yang terjadi pada hampir sembilan juta anak Indonesia karena ada beberapa faktor. Pertama, tidak cukupnya asupan makanan.

"Mungkin makanan yang dibutuhkan ada di rumah, tapi tidak diberikan ke anak atau diprioritaskan untuk yang lain," kata Fasli.

Faktor lain terjadi stunting karena tidak ada ketahanan pangan di rumah. Entah itu karena ada bencana, kekeringan, hingga mahalnya harga pangan seperti disampaikan Fasli.

Bisa juga stunting disebabkan karena pasokan makanan yang sudah dikonsumsi 'dicuri' oleh cacing tambang atau gelang. Bila anak sudah terinfeksi cacing, asupan makanan yang diserap tubuh berkurang.

"Kalau anak sudah bermain tanah, kasih obat cacing dua kali setahun, itu bisa membantu," pesannya.

 

Simak juga video menarik berikut :

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cegah Stunting

Stunting bisa dicegah dengan memastikan kesehatan dan kecukupan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan.

"Yakni sejak awal kehamilan, enam bulan pertama kehidupan, dan hingga anak usia dua tahun," tekan Fasli.

Pada saat kehamilan, ibu disarankan untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Terutama bersumber dari protein hewani. Lalu, pada saat 0-6 bulan bayi mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif.

Ketika anak di atas enam bulan, anak mendapatkan makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai usianya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.