Sukses

Mana yang Lebih Bahaya, Kebanyakan Micin atau Garam?

Banyak yang bilang kalau kebanyakan micin, bikin otak jadi lemot. Lalu, apakah itu lebih baik dari konsumsi garam?

Jakarta- Berita negatif tentang Monosodium Glutamate (MSG) atau populer disebut micin, masih saja berkembang di masyarakat. Sayangnya, informasi tersebut tidak disertai data akurat.

Menurut ahli gizi Dr Johanes Chandrawinata, masih banyak pemahaman masyarakat soal MSG yang keliru. Misalnya, MSG dianggap berbahaya dan merusak kesehatan, bahkan bisa bikin bodoh. 

“Pada kenyataannya selama bertahun-tahun, berbagai studi menyimpulkan bahwa MSG aman dikonsumsi. MSG berdasarkan peraturan BPOM dan Kementerian Kesehatan dinyatakan aman dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 33 Tahun 2012,” kata Johanes dalam keterangan tertulisnya, dikutip dari JawaPos, Selasa (23/1/2018).

Pada aturan tersebut, kata Johanes, Acceptable Daily Intake (ADI) atau batas asupan harian dalam mengonsumsi micin ditentukan. 

“Artinya, ini menunjukkan bukan barang berbahaya, serta konsumsinya secukupnya dan sesuai selera,” kata dia.

 

Simak juga video menarik berikut :

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Micin atau Garam, Mana yang Sebaiknya Dihindari?

Kandungan MSG sebetulnya terdapat di setiap makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Seperti kerupuk, mi instan, keripik, nugget, hingga minuman ringan.

Justru, menurut Johanes, yang harus dikhawatirkan adalah konsumsi garam, bukan MSG. Seperti kita ketahui, kandungan natrium pada garam bisa mencapai 36 persen, sedangkan natrium di MSG hanya 12 persen.

“Ingat konsumsi yang tinggi akan natrium bisa menyebabkan hipertensi,” katanya.  

Di Jepang, MSG secara resmi disetujui sebagai bahan tambahan makanan pada 1948. Sepuluh tahun kemudian, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (US FDA) menyatakan bahwa MSG aman. 

Selain itu, mulai 1970, JECFA (Joint Expert Committee on Food Additives) yang dibentuk oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) merilis sejumlah pernyataan tentang keamanan MSG pada bayi, yang menghasilkan kesimpulan pada tahun 1987 bahwa penggunaan MSG tidak perlu dibatasi pada bayi usia berapa pun.

 

 

3 dari 3 halaman

Micin Bikin Bodoh, Hoaks?

Penyelidikan tentang keamanan MSG yang mungkin paling menyeluruh dipublikasikan pada 1995 oleh FASEB (Federation of American Societies for Experimental Biology). 

Diketahui, laporan ini, yang membahas 18 pertanyaan rinci tentang keamanan MSG dalam lebih dari 350 halaman, menegaskan keamanan MSG untuk populasi umum pada tingkat konsumsi normal dan tidak menemukan bukti keterkaitan antara MSG dengan masalah medis jangka panjang yang serius. 

Johanes juga membantah berbagai mitos tidak beralasan yang ditujukan pada MSG. Menurutnya, anggapan jika mengonsumsi MSG dapat membuat orang menjadi bodoh hanyalah isapan jempol belaka. 

“Tak ada penelitian yang menyebutkan MSG membuat bodoh karena gangguan jaringan otak,” tegasnya.

Dari sebuah penelitian disebutkan, bahwa di Amerika konsumsi MSG kurang dari 1 gram per orang per hari, di Jepang 2 gram per orang per hari, di Indonesia khususnya di daerah Jakarta dan Bogor yang pernah diteliti, konsumsinya mencapai 2,6 gram per orang per hari. 

“Dari konsumsi yang ada di tiga negara itu, menunjukkan bahwa orang-orang di negara itu tetap pintar-pintar,” jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.