Sukses

Penghasilan Istri Jauh Lebih Tinggi, Suami Bisa Sakit Hati?

Liputan6.com, Jakarta Pada zaman now seperti ini, banyak pasangan suami istri yang sama-sama bekerja dan berkarier di luar rumah. Selain untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin tinggi, Hal ini juga terkait dengan aktualisasi diri dan eksistensi sosial. Tak jarang juga kita temukan pasangan yang secara finansial memiliki ketimpangan, penghasilan istri jauh lebih besar dari suami.

Ada hal-hal tertentu yang hadir tanpa rencana. Misalnya, karier istri lebih cepat menanjak karena prestasinya. Seiring naiknya level jabatan, secara otomatis besar penghasilan yang diterima istri juga kian meroket. Padahal sebelum menikah atau di awal pernikahan, gaji suami masih lebih tinggi dari istrinya. Apakah ini lumrah atau berbahaya?

Menurut psikolog klinis, Tiara Puspita Ningrum M Psi, ketimpangan penghasilan salah satunya bisa memicu konflik di dalam rumah tangga.

"Besar atau kecil, perbedaan penghasilan memungkinkan terjadinya potensi konflik. Apalagi ketika penghasilan istri jauh lebih besar. Namun, semua bisa diakali dengan cara komunikasi antara suami dan istri. Contoh, apakah kondisinya memang mengharuskan istri untuk bekerja dan mengejar kariernya?" urai Tiara saat dihubungi Health-Liputan6.com, Senin (22/1/2018).

 

Simak juga video menarik berikut :

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Suami Jadi Minder?

Wanita yang meraih gelar master di Universitas Indonesia ini menyarankan agar pasangan suami istri dapat menyikapi hal ini dengan santai. Kondisi ini secara umum tampak wajar, tapi bisa memunculkan masalah apabila tidak disikapi secara tepat.

"Berhubung kita hidup di budaya timur, maka laki-laki selalu diposisikan untuk memiliki penghasilan yang lebih besar untuk dapat menghidupi keluarganya. Ketika gaji istri lebih tinggi, bisa saja membuat suaminya merasa minder. Di sini, dituntut kedewasaan pasangan dalam mendiskusikan ketimpangan penghasilan ini," tutur psikolog TigaGenerasi ini. 

Segala sesuatunya bisa didiskusikan dan dikomunikasikan, kali ini dibutuhkan sikap legowo dari suami.

"Ya, kalau istri bisa mendiskusikan dan suami enggak keberatan, tentu semuanya akan baik-baik saja.

Seiring waktu berjalan, apakah suami akan merasakan minder yang berkepanjangan jika ia tak mampu menandingi penghasilan istrinya? 

"Baiknya suami bisa terbuka ke istri mengenai perasaan tersebut. Bisa saja, awalnya dia bilang oke-oke sama istrinya. Long the way, jika perasaan itu tidak tersampaikan, maka akan terpupuk perasaan minder yang tak terkomunikasikan," jelas psikolog cantik ini.

 

3 dari 3 halaman

Jangan Terus Ungkit Perbedaan

Semua kunci keharmonisan pernikahan kembali pada komunikasi yang intens dan kasih sayang tanpa memandang perbedaan. 

"Intinya balik lagi ke komunikasi dan keterbukaan. Sejauh mana suami membolehkan istrinya berkarier dan berpenghasilan lebih tinggi. Dalam posisi ini, istri juga mesti menyadari. Bukan berarti penghasilan besar lalu istri bisa merendahkan atau tidak hormat pada suaminya," katanya.

Agar ketimpangan finansial ini tidak berujung kecemburuan, Tiara memberikan solusi yang bagus untuk diresapi.

"Pesan saya, jangan sesekali mengungkit. Walaupun gaji suami lebih rendah, jangan diungkit-ungkit. Suka tidak suka, mau tidak mau, cepat atau lambat, nanti suami akan tersakiti. Pasangan butuh sikap saling menjaga dan menghormati satu sama lain," pesan Tiara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.