Sukses

Tambahan Penghasilan Dokter di Asmat hingga Rp 50 Juta

Pemerintah Kabupaten Asmat buka-bukaan soal insentif bagi para dokter yang mau bertugas hingga ke pedalaman kampung di Asmat.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Kabupaten Asmat buka-bukaan soal tambahan penghasilan atau biasa disebut insentif bagi para dokter yang mau bertugas hingga pedalaman kampung di Asmat.

Tambahan penghasilan ini disesuaikan dengan kesulitan jangkauan dan letak sang dokter bertugas.

"Untuk dokter umum, tambahannya Rp 7 juta-15 juta. Lalu, dokter spesialis, tambahannya hingga Rp 40-50 juta. Ini hanya tambahannya saja, belum yang lain-lain," kata Bupati Asmat, Elisa Kambu, Jumat (19/1/2018).

Maklum saja, 23 distrik dan 224 kampung yang tersebar di Kabupaten Asmat hampir seluruhnya hanya bisa ditempuh melalui jalur sungai. Jarak tempuhnya, distrik terdekat dari Agats, ibu kota Kabupaten Asmat, misalnya Distrik Atsy ditempuh dengan jarak tempuh 1,5 jam perjalanan sungai.

Jarak tempuh distrik terjauh adalah Distrik Suru-suru dan Distrik Korowai. Untuk tembus ke distrik tersebut harus berganti hingga tiga jenis perahu, karena lebar kali yang berbeda.

Perahu yang digunakan untuk tembus hingga ke distrik tersebut adalah perahu cepat 8-9 jam. Lalu harus berganti perahu panjang atau masyarakat setempat menyebutkan fiber ditempuh selama 3-4 jam. Kemudian, warga berganti perahu tradisional yang disebut katinting, khusus untuk ditempuh pada sungai-sungai kecil di Asmat. 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Asmat Butuh Banyak Dokter

RSUD Agats bertipe D membutuhkan empat dokter spesialis. Pemkab setempat telah meminta tambahan dokter spesialis kepada Kementerian Kesehatan, di antaranya dokter spesialis anak, bedah, kandungan, dan penyakit dalam.

Saat ini, menurut Bupati Asmat Elisa Kambu, baru ada dua dokter bedah yang ditempatkan di rumah sakit tersebut.

"Sangat sulit mencari dokter di Asmat, apalagi dokter spesialis. Kalau perawat dan tenaga medis yang lain, masih banyak yang mau bertugas di Asmat," kata Elisa.

Saat ini, baru ada 16 puskesmas dari 23 distrik di Asmat. Sementara jumlah dokter yang menempati puskesmas itu hanya ada tujuh dokter. "Sembilan puskesmas belum ada dokternya," ujarnya.

Elisa mengklaim banyak dokter yang disekolahkan pemkab setempat, tapi banyak dokter juga yang usai lulus sekolah tak mau lagi kembali ke Asmat.

"Jumlahnya ada sekitar 5-6 dokter yang disekolahkan, tapi tidak kembali. Ini karena perjanjian antara pemkab dan para dokter yang tidak kuat. Ya, mereka kabur begitu saja," jelasnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.