Sukses

Layaknya Manusia Hidup, Curhat dengan Robot Bukan Sekadar Mimpi

Robot kini dirancang layaknya manusia hidup, yang bisa berinteraksi dan mengatasi segala permasalahan manusia.

Liputan6.com, Las Vegas, Nevada Di era teknologi robot yang semakin maju, mengobrol dengan robot, bukan sekadar mimpi. Robot dirancang dengan kecerdasan buatan untuk berinteraksi dengan manusia.

David Hanson membayangkan masa depan di saat robot berevolusi menjadi "mesin jenius super cerdas", yang dapat membantu memecahkan beberapa masalah pada manusia.

Hanson, 49, mungkin paling dikenal sebagai pencipta Sophia. Robot Sophia bisa berbicara dengan manusia. Bahkan startup milik Hanson yang berpusat di Hong Kong, Hanson Robotics, membuat sekitar selusin salinan robot Sophia.

Penampilan Sophia disempurnakan, yang memungkinkannya tersenyum, berkedip, dan berinteraksi. Robot Sophia memulai debutnya di Las Vegas, Nevada, minggu lalu di pameran elektronik CES.

Kulit robot Sophia terbuat dari bahan nano, yang dijuluki "Frubber," berupa karet daging. Ada kamera di mata dan sensor 3-D di dadanya, dilansir dari New York Post, Rabu (17/1/2018).

Hal tersebut membantu robot untuk melihat. Prosesor yang berfungsi sebagai otak, berupa menggabungkan pengenalan wajah dan ucapan, pemrosesan bahasa alami, dan sistem kontrol gerakan.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dibuat layaknya manusia

Robot Sophia tampak ramah dan menarik. Hanson menuturkan, ia membuat robotnya seperti manusia semaksimal. Hal ini mengurangi ketakutan manusia saat berhadapan dengan robot.

Kecerdasan buatan mendukung robot melakukan tugas tertentu. Selain itu, adanya kecerdasan buatan dapat membantu robot mempelajari kemampuan baru.

Namun, mesin robot pada umumnya hanya bisa menangani satu jenis input sekaligus, menurut Pascale Fung, ahli teknik di Hong Kong University of Science and Technology.

Walaupun robot Sophia bisa menjawab apa yang ditanyakan, dia mudah keluar dari topik pembicaraan. Penyebabnya, terkadang ada kesalahan pada perangkat lunak open source-nya.

3 dari 3 halaman

Bantu terapi

Kecerdasan buatan robot Sophia tak hanya berfokus pada interaksi manusia saja. Robot tersebut juga dirancang untuk membantu mengatasi permasalahan manusia.

Seperti membantu terapi anak autis, merawat manula, dan memberikan layanan pelanggan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.