Sukses

Penulis Buku Balita Temui KPAI dan Minta Maaf Soal Konten LGBT

Penulis buku balita berkonten LGBT mengunjungi KPAI hari ini, Rabu, 3 Januari 2018 untuk memberikan klarifikasi

Liputan6.com, Jakarta Penulis buku balita berkonten LGBT, Intan Noviana, meminta maaf atas konten yang tidak layak tersebut. Dia mengunjungi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) hari ini, Rabu, 3 Januari 2018 untuk memberikan klarifikasi.

Buku Intan, yang kontroversial itu berjudul, Balita Langsung Lancar Membaca dengan Metode Belajar Sambil Bermain (BSB), diterbitkan Pustaka Widyatama pada tahun 2010.

Sementara kalimat yang diduga mengandung konten LGBT di dalamnya berbunyi "Opa bisa jadi waria”, “Fafa merasa dia wanita”, dan “Ada waria suka wanita."

Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti mengatakan, Intan mengakui dan meminta maaf soal konten bernuansa LGBT tersebut.

"KPAI menanyakan, apa motif Intan menulis kalimat yang ada kata 'waria' itu. Katanya tidak ada motif apapun. Intan memikirkan agar tidak ada kata yang sama saja di tiap buku yang ditulisnya," jelas Retno saat konferensi pers di Kantor KPAI, Jakarta, Rabu (3/1/2018).

Lebih lanjut, Retno mengungkapkan, kalau Intan kehabisan koleksi kata untuk menulis, khususnya saat menulis buku Balita Langsung Lancar Membaca dengan metode Belajar Sambil Bermain (BSB). Buku tersebut bukanlah satu-satunya buku karyanya. Sebelumnya, Intan juga telah menulis buku metode belajar sambil bermain lain. 

"Jadi, dia tidak sengaja menuliskan kata 'waria' itu dan tidak bermaksud apa-apa, tidak juga bermaksud untuk mengampanyekan LGBT," lanjut Retno. 

 

Saksikan juga video berikut ini: 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ingin perkenalkan suku kata 'wa'

Retno melanjutkan, kata 'waria' yang ada dalam buku itu ternyata dimaksudkan Intan untuk memperkenalkan suku kata 'wa.' Yang pada akhirnya memunculkan kata 'waria.'

"Munculnya kata 'waria' juga karena penulis buku bertemu dan melihat banyak waria di tempat tinggalnya di Yogya. Saat melihat waria itu penulis buku merasa kesal. Tanpa sadar, dia menuliskannya," tambah Retno.

Sebelumnya, KPAI sudah bertemu dengan penerbit buku, Pustaka Widyatama pada Jumat, 29 Desember 2017. Pihak penerbit menjelaskan, buku karya Intan yang mengandung konten LGBT sudah ditarik dari pasaran sejak 2012. Ini karena adanya komplain dari masyarakat soal konten LGBT itu sepanjang 2011-2012. Buku itu pun sudah tidak diproduksi lagi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.