Sukses

Kisah Sukses Gadis dengan Autisme yang Bisa Lulus Kuliah

Memiliki kondisi autisme, tidak menghambat Katie berjuang berusaha menggapai cita-citanya dan lulus kuliah.

Liputan6.com, Jakarta Anak dengan autisme bukan berarti tak bisa menyelesaikan sekolahnya. Seorang anak dengan autisme membuktikan ia bisa sekolah sampai perguruan tinggi dan akan diwisuda Februari nanti.

Adalah Katie, putri dari Gina Gallagher. Sewaktu di Taman Kanak-kanak, ibu Gallagher begitu sedih ketika gurunya memberikan catatan di minggu pertama sekolah.

"Gurunya menulis, 'Dia benar-benar berbeda ... dia sama sekali tidak bergabung dengan anak-anak yang lain. Saya ingin dia dites," kata Gallagher memberi tahu TODAY Parents, dilansir Senin (1/1/2018).

Tes akhirnya menunjukkan diagnosis Sindrom Asperger, yang sekarang dikenal sebagai autisme dengan fungsi tinggi, saat Katie berusia 7 tahun. Namun, sang ibu selalu melihat Katie seperti anak lainnya. "Di mata saya, Katie sempurna, " katanya.

Katie, seperti anak yang mengalami spektrum autisme,  menurut ibunya Katie selalu sedikit aneh. Katie memiliki tics seperti mengepakkan tangannya dan ia sering main paralel dengan anak-anak lain ketimbang berinteraksi sosial.

"Dia tidak terkoordinasi, dan jika Anda masuk ke kelas dan anak-anak memiliki tugas yang tergantung di dinding, saya langsung tahu yang mana milik Katie, karena sepertinya itu dia memiliki keterampilan motorik yang buruk," kata Gallagher.

Gallagher juga menceritakan putrinya itu tak pernah diundang ke pesta ulang tahun. "Dan dia mulai menunjukkan tanda-tanda masalah belajar."

Katie juga merasakan perbedaannya. "Kelas tiga itu mengerikan," katanya pada TODAY Parents..

"Saya menyadari saya tidak dapat melakukan hal-hal yang bisa dilakukan orang lain, dan anak-anak mulai memperhatikan saya yang menggerakkan (tics) lebih banyak, saya sering diolok-olok, saya tidak punya banyak teman," kata Katie.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sempat bikin tertekan

Sang ibu bercerita ketika putrinya didiagnosis Sindrom Asperger, ia jadi sering membaca. Maklum saja,15 tahun lalu Gallagher belum pernah mendengarnya."Dan begitu saya melihat itu adalah autisme dan menyadari itu tidak akan pernah sembuh, saya sangat tertekan."

Gallagher mengakui ia masuk ke dalam kondisi yang ia sebut sebagai jebakan yang bisa dialami orang tua. Ia percaya setiap penjelasan para ahli dan dokter yang menceritakan semua hal yang tidak dapat dilakukan Katie.

"Mereka bilang dia tidak akan pernah meninggalkan rumah, tidak pernah menyelesaikan sekolah menengah atas, tidak pernah mengendarai mobil, tidak pernah pergi ke perguruan tinggi, tidak pernah menikah," katanya.

"Ayah saya mengatakan kepada saya, 'nikmati saja, dia sangat menyenangkan,'" kata Gallagher, "tapi saya tidak dapat melihatnya karena yang saya lihat adalah orang tua membicarakan anak-anak 'sempurna' mereka di sekitar saya saat saya membawa anak perempuan saya untuk konseling atau ke dokter atau ke kelompok sosial.

 

 

3 dari 4 halaman

Dapat beasiswa

Tetapi dengan bantuan beasiswa ke Willow Hill School, sebuah sekolah swasta untuk anak-anak yang membutuhkan dukungan ekstra, Katie berkembang di sekolah menengah dan atas.

"Ini bukan tentang apa yang tidak dapat dia lakukan, tapi tentang apa yang bisa dia lakukan," kata Gallagher.

Di Willow Hill, Katie mempunyai teman baru, memiliki beberapa pacar, bermain olahraga, dan menjadi aktif dalam program teater.

"Saya melihatnya keluar dari cangkangnya dan mekar," kata Gallagher. "Ketika dia mulai bekerja dengan baik, semuanya terpengaruh, semuanya jadi lebih baik. Perkawinan saya lebih baik, orang tua saya kurang khawatir, seluruh keluarga kami merasa lega."

Gallagher mengaitkan kesuksesan Katie dengan gurunya di Willow Hill School yang melihat dan memahami potensi putrinya.

"Saya mengatakan kepadanya, 'Kamu akan pergi ke tempat yang sama dengan orang lain. Ini hanya perjalanan yang sulit bagimu.'"

4 dari 4 halaman

Tidak pernah menyerah

Katie lulus dari sekolah menengah atas pada tahun 2013 dan diterima di Pusat Akademi Banacos di Massachusetts 'Westfield State University, sebuah program yang dirancang untuk mendukung siswa dengan kekurangan belajar yang didokumentasikan.

Dia memiliki kurikulum dan tes yang sama persis seperti siswa lainnya, tapi dia meminta penasihatnya sendiri untuk membimbingnya dan mengakomodasi kebutuhan belajarnya yang spesifik.

Meskipun mengalami beberapa masalah dalam perjalanan akademisnya, Katie menyelesaikan kelas terakhirnya bulan ini dan akan menerima diploma di Komunikasi pada bulan Februari. "

Kini Katie bisa mengemudikan mobil, dia lulus kuliah, dan dia telah bekerja paruh waktu di Macy's selama dua tahun terakhir. Sekarang, dia berharap bisa mendapatkan pekerjaan penuh waktu pertamanya dan melamar posisi di industri mode.

Gallagher ingin cerita Katie bisa memberikan harapan kepada orang lain. "Saya membutuhkan seseorang saat itu untuk mengatakan bahwa ini mungkin, dan tidak ada yang memberitahuku itu," katanya.

Gallagher menyarankan para orang tua lain yang memiliki anak berkebutuhan khusus agar jangan pernah berhenti memperjuangkan mereka.Dia juga mendorong orang tua untuk mengingat prestasi apa yang telah dilakukan anak-anak mereka.

Gallagher mengatakan, para ahli dan tes bisa memberi tahu orang tua banyak tentang anak-anak mereka, tapi mereka tidak bisa memberi tahu mereka semuanya. "Tes tidak bisa mengukur hati anak Anda atau ketekunan mereka," katanya. "Tes tidak bisa mengukur seberapa buruk keinginan anak-anak ini."

Katie Gallagher, juga berpesan kepada siswa lain dengan kebutuhan khusus, "Jangan pernah menyerah, jangan pernah menyerah."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.