Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Intip Ruang Hotel Cinta di Jepang, Bikin Pasangan Enggak Tidur

Hotel cinta di Jepang tak semata-mata dibangun begitu saja. Orang Jepang percaya, seks juga termasuk budaya yang perlu dilestarikan.

Liputan6.com, Jakarta Hotel "cinta" sebenarnya sangat umum di Jepang. Tempat-tempat seperti ini biasanya dirancang khusus bagi pasangan yang ingin bercinta.

Namun tak seperti kebanyakan hotel pada umumnya, penginapan khusus dewasa ini menjunjung tinggi privacy.

Kebanyakan hotel didesain sedemikian rupa dan Anda bisa membayarnya melalui mesin ata resepsionis yang duduk di balik jendela yang buram.

Di kamar pun demikian, tidak ada jendela dan justru diberikan selimut untuk melindungi ideintitas tamu.

Seperti dimuat Menshealth, Sabtu (301/12/2017), hotel "cinta" bukan hal baru di negeri Sakura. Selama beberapa dekade atau sekitar 1960-an, sejumlah hotel dibangun khusus dan memiliki nuansa seks yang berbeda.

Berbeda dengan motel di Amerika yang cenderung kumuh dan kotor, hotel-hotel di Jepang ini sangat bersih dan nyaman.

"Hotel cinta juga menyediakan tempat yang tenang dan nyaman untuk seks konsensual," kata Eric M. Garrison, seorang seksologis klinis yang telah mempelajari budaya seks di Jepang.

 

Simak video berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ada misi tertentu

Hotel cinta di Jepang tak semata-mata dibangun begitu saja. Orang Jepang percaya, seks juga termasuk budaya yang perlu dilestarikan.

Di Jepang, kebiasaan keluarga untuk tinggal bersama di bawah atap yang sama membuat pasangan kesulitan tak lagi memiliki ruang untuk bercinta.

"Dengan dinding yang tipis dan penuh sesak, anak-anak atau bahkan dewasa berusia 20 tahunan lebih pulang ke rumah dan tinggal bersama orang tua mereka. Untuk itu dapat dimengerti bila kaum muda butuh tempat singgah," ujar Garrison.

Seorang pria Jepang yang merupakan penerima jasa pemesanan hotel cinta LoveInnJapan.com dan menyebut dirinya Lieuw mengatakan, dulu hotel cinta digunakan sebagai sarana bagi pasutri yang ingin mencoba hal lain di luar rumah. Tapi sekarang permintaan konsumen cenderung ke arah cinta satu malam dan pasangan berusia 20-an. 

"Hotel cinta saat ini tidak hanya menargetkan pasangan, tapi juga berteman dengan hal-hal seperti paket pesta lajang. Mereka bisa menyanyi karaoke di dalam ruangan, atau bersantai dengan harga yang layak," ujarnya.

 

 

3 dari 3 halaman

Fasilitas hotel cinta

Kamar rata-rata memiliki ruang depan kecil di pintu masuk dengan mesin untuk layanan kamar, sehingga tidak perlu berinteraksi antar sesama manusia.

Di dalam, terdapat kamar yang luas dan mewah, seperti: tempat tidur yang nyaman, seprai bersih, TV layar datar besar, minibar, jacuzzi untuk dua orang. Tapi itu sudah biasa. Hotel cinta memiliki kamar yang sesuai dengan semua jenis suasana hati.

"Beberapa terlihat seperti helikopter di dalam, yang lain dirancang seperti kereta api atau sekolah. Beberapa di antaranya dirancang khusus untuk Bondage and Discipline, Sadism and Masochism (perbudakan, disiplin, sadis, dan masokis)," kata Sara Nasserzadeh, PhD, psikolog sosial dan konsultan hubungan / psikoseksual.

Sedangkan di luar, ada mesin slot, mesin karaoke, dan menu layanan kamar.

Meski memiliki fasilitas mumpuni, tapi percayalah, masyarakat Jepang tidak membutuhkan hotel cinta. "Sebagian masyarakat Jepang umumnya kurang seks. Padahal, pemerintah setempat memiliki anggaran untuk ini karena kekurangan SDM.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.