Sukses

Tren Unggah Foto dan Video Tanpa Konfirmasi, Ibarat Virus Menular

Kehadiran media sosial membuat seseorang bebas mengunggah foto dan video viral tanpa mengonfirmasi kebenarannya terlebih dahulu.

Liputan6.com, Jakarta Media sosial ternyata membuat seseorang bebas memviralkan foto maupun video. Seperti halnya, kasus yang tengah menjadi perbincangan publik. Seorang wanita memviralkan video kakak-beradik yang tengah berpelukan.

Kedua kakak-beradik itu kemudian ia tuduh gay. Meski sudah ada permintaan maaf dari pengunggah video tersebut, ada pertanyaan besar yang mungkin Anda pikirkan, 'Mengapa seseorang begitu bebas mengunggah foto dan video ke media sosial tanpa mengonfirmasi kebenarannya terlebih dahulu?'

Psikolog Klinis Universitas Indonesia, Ivan Sujana menjelaskan perilaku tersebut kepada Health-Liputan6.com. Ia menganalogikan video dan foto viral yang diunggah bebas ke media sosial bermula dari kejadian sehari-hari di jalan raya.

"Di jalan raya banyak sekali pelanggaran yang terjadi. Pengendara sering tidak patuh terhadap aturan lalu lintas. Ketika lampu merah, yang seharusnya berhenti, dia malah tetap jalan terus. Sama juga dengan kejadian pengendara yang suka melawan arus," jelas Ivan lewat sambungan telepon, ditulis Kamis (28/12/2017).

Perilaku melanggar aturan di jalan raya lebih berani. Ada rasa ketidakpedulian terhadap kepentingan orang lain. Pun begitu dengan seseorang yang langsung memviralkan foto dan video ke media sosial tanpa melakukan konfirmasi kebenaran.

Mereka berfokus pada kepentingan pribadi. Rasa empati terhadap orang lain berkurang, apakah video dan foto yang diunggahnya itu merugikan atau tidak.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tidak ada kepedulian

Adanya kebebasan memviralkan foto dan video tanpa mengonfirmasi kebenaran juga dianggap sebagai virus yang menular. Hal tersebut muncul karena adanya rasa ketidakpedulian.

"Mereka tidak peduli, yang penting kan dapat berita. Lalu unggah ke media sosial. Pikiran soal risiko buruk yang terjadi, seperti kesalahpahaman soal foto dan video bisa saja tidak dipikirkan," lanjut Ivan.

Menyoal risiko merugikan jika foto dan video yang diunggah itu ternyata salah atau tidak benar, pengunggah bisa menyadari, bahkan tidak menyadarinya.

"Unggahan foto dan video viral itu seakan-akan 'dilempar' ke publik. Kalaupun unggahan tidak benar, nanti banyak orang yang berkomentar. Atau ada komunitas tertentu yang mengonfirmasi kebenarannya," ujar Ivan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.