Sukses

Jadi Idola, tapi Jonghyun SHINee Merasa Kesepian?

Jonghyun mengatakan dia merasa kesepian. Dia merasa dirinya lah yang bertanggung jawab penuh atas hidupnya.

Liputan6.com, Jakarta Sang idola telah tiada. Jonghyun yang tergabung dalam boyband Korea Selatan, SHINee, dikabarkan merenggut nyawanya sendiri, Senin (18/12), pukul 18.00 waktu setempat.

Dalam sepucuk surat yang diberikannya pada penyanyi Nine9 dari grup Dear Cloud, Jonghyun mengakui dirinya depresi berat.

"Di dalam, aku merasa hancur. Depresi ini perlahan menggerogoti hingga akhirnya menelanku habis. Aku tak mampu mengatasinya. Aku membenci diriku sendiri. Aku berusaha mengatasinya dengan bertahan pada kenangan dan berteriak pada diriku sendiri untuk sadar, tapi tak ada jawaban. Jika tak ada cara untuk meredakan napas yang semakin mencekik ini, lebih baik berhenti saja," tulis Jonghyun, mengutip laman Soompi.

Jonghyun mengatakan dia merasa kesepian. Dia merasa dirinya lah yang bertanggung jawab penuh atas hidupnya. Dia merasa tak berdaya, tak mampu mengubah kepedihannya menjadi kebahagiaan. 

"Aku bertanya pada diriku, siapa yang bertanggung jawab atasku. (Jawabannya) hanya dirimu sendiri. Aku benar-benar sendirian," tulisnya. Nuansa keputusasaan begitu kental dalam suratnya.

Pria 27 tahun itu juga sempat curhat pada Nine9 mengenai pikiran-pikiran kelam yang menggelayuti benaknya. Menurut penuturan Nine9 dalam unggahan di akun instagramnya, bagi Jonghyun, hari-hari yang dilaluinya seolah begitu berat. 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Merasa kesepian

Sebagai figur publik dan anggota boyband terkenal, rasanya sulit memahami Jonghyun merasa kesepian. Dari kacamata awam, seorang seleb seperti Jonghyun tampak memiliki teman-teman dan sahabat yang kerap bersamanya. Belum lagi limpahan perhatian dari penggemar dari seluruh dunia. Namun, rasa kesepian itu memang tak pandang bulu, bisa dialami siapa saja.

Merasa kesepian kerap kali merupakan prediktor depresi yang muncul satu atau dua tahun kemudian, dan tentunya mengarah pada kesedihan, ungkap Dr Louise Hawkley, PhD, asosiat peneliti dari departemen psikologi University of Chicago, mengutip laman Everyday Health, Rabu (20/12/2017).

"Kesepian sangat subyektif," ujar Dr Hawkley. "Anda tak bisa berargumen dengan seseorang yang mengatakan mereka kesepian," lanjutnya.

Rasa kesepian bisa menghampiri orang yang tinggal sendiri, juga orang yang tinggal dalam rumah yang penuh orang. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan membebaskan diri dari perasaan terisolasi oleh depresi.

Mengatasi depresi tidak harus selalu dengan melakukan aksi. Tapi memang perlu tindakan nyata, semisal mencoba kembali bersosialisasi untuk memperbaiki mood.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.