Sukses

KLB Difteri di Indonesia Termasuk Tertinggi di Dunia

Liputan6.com, Jakarta Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri di Indonesia termasuk KLB tertinggi di dunia. Dari data yang dihimpun Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), hingga per hari ini, kasus difteri ditemukan di 28 provinsi di Indonesia.

"KLB difteri di Indonesia termasuk KLB yang paling tinggi di dunia. Bayangkan saja, sekarang sudah ada 28 provinsi di Indonesia yang bersamaan terkena kasus difteri," kata Ketua PP IDAI Aman B Pulungan dalam konferensi pers "Wajib ORI (Outbreak Response Immunization)" di Kantor Pusat PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Senin (18/12/2017).

Kasus KLB difteri juga melanda beberapa negara di dunia. Kasus KLB Difteri di India, yang mendera penduduk di dua provinsi. Brasil dan Afrika Selatan juga pernah terjadi KLB difteri, yang hanya beberapa provinsi saja.

Dari informasi tersebut, Aman mengungkapkan, Indonesia merupakan rekor tertinggi di dunia untuk kasus KLB difteri, yang bisa melanda sampai 28 provinsi. Oleh karena itu, pelaksanaan ORI sebagai tindak pencegahan difteri harus disukseskan.

Sasaran ORI adalah anak usia satu tahun sampai di bawah usia 19 tahun. Suntikan pertama disuntikkan satu kali pada bulan ini.

Selanjutnya, suntikan kedua diberikan satu kali dengan jarak sebulan dari suntikan pertama. Suntikan ketiga diberikan satu kali, enam bulan berikutnya dari suntikan kedua.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cek data imunisasi

Infografis difteriPenyebab difteri meluas karena imunisasi difteri tidak lengkap. Menurut Sekjen Satgas Imunisasi KDAI, Soedjatmiko, tiga perempat anak yang mengalami gejala difteri tidak diimunisasi lengkap.

Agar ORI lebih sukses dilakukan, para orangtua harus mengecek data imunisasi. Apakah sudah imunisasi difteri atau belum. Sudah lengkap imunisasi atau belum. Kalau belum, sebaiknya ikut ORI.

Difteri mudah ditularkan, terlebih lagi saat mengobrol. Percikan air ludah yang keluar bisa membawa bakteri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.