Sukses

Kisah Ibu Muda yang Meninggal Karena Kanker Usus

Ibu muda bernama Nicole Yarran meninggal setelah didiagnosis terkena kanker usus di usia 32.

Liputan6.com, Jakarta Wanita berusia 32 tahun meninggal akibat terkena kanker usus. Ibu dari tiga orang anak ini didiagnosis mengidap kanker saat menjalani pemeriksaan ultrasonogi (USG) saat mengandung anak ketiganya.

Sebelum meninggal, Nicole Yarran sempat berjuang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kanker usus dan kanker hati. Dia berharap tidak ada orang lain yang mengalami hal serupa. Kini, kampanye kesadaran tentang kanker usus dilanjutkan oleh sang ibu, Kathy Narrier, seperti dilansir dari laman Independent, Selasa (12/12/2017).

Kathy mengatakan, sebelum didiagnosis kanker, Nicole sempat merasa tidak enak badan. Selain itu, dia mengalami penurunan berat badan secara drastis, pembengkakan tubuh, sembelit serta menemukan darah di tinja.

Saat itu, Nicole segera berobat ke dokter. Namun hasil pemeriksaan mengatakan bahwa Nicole terkena irritable bowel syndrome (IBS). IBS adalah salah satu gangguan sistem pencernaan yang menyerang usus besar. Merasa ragu, Nicole akhirnya memutuskan berkonsultasi ke dokter lainnya untuk memastikan kondisi sebenarnya. Sayangnya, tidak ada satupun dokter yang melakukan pemeriksaan lanjutan kepadanya.

Saat hamil anak ketiga, barulah dokter menemukan tumor di perutnya saat melakukan pemeriksaan USG. Tidak tanggung-tanggung, dokter menemukan delapan tumor seukuran bola golf di tubuh wanita asal Australia Barat ini.

Setelah melakukan pemeriksaan lainnya pada Desember 2015, barulah Nicole didiagnosis menderita kanker kolorektal metastatik. Dia lalu mulai melakukan pengobatan tiga hari kemudian.

"Jika dokter memeriksakan lebih lanjut dan meminta sampe tinja, setidaknya penyakit tersebut bisa dideteksi sejak 2014," kata sang ibu.

 

Saksikan video menarik berikut :

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Duka mendalam

Kathy mengatakan dia merasa sedih karena cucu-cucunya harus kehilangan sosok ibu mereka yang masih sangat muda. Sulit baginya untuk menerima keadaan dan melihat cucunya tumbuh besar tanpa seorang ibu.

"Aaylah, Alavis dan Alkere tidak akan bisa ditemani sang ibu saat pertama kali sekolah, ataupun saat mereka dewasa nanti," kata Kathy.

Yang lebih menyakitkan bagi Kathy, Nicole tidak akan pernah merasakan seperti dirinya, memiliki cucu dan melihat pernikahan putrinya. "Akan ada hari-hari penting yang terlewatkan, seperti ulangtahun dan hari penting lainnya," lanjut dia.

Kathy berharap dengan berbagi cerita mengenai putrinya, lebih banyak orang yang akan bersikap tegas saat mereka khawatir dengan gejala mereka. Dia juga berharap akan ada lebih banyak dokter yang melakukan pemeriksaan lebih rinci pada pasien mereka.

"Saya hanya meminta agar cerita Nicole adalah salah satu yang menyoroti pentingnya praktisi untuk menghormati pendapat pasien. Jika dilakukan, hal ini bisa mencegah kematian orang yang dicintai, "katanya.

Dia juga mengimbau pada siapapun yang merasakan gejala penyakit untuk berjuang dan meminta pemeriksaan lebih lanjut. Dia juga menyarankan untuk mencari pendapat lainnya agar hasil pemeriksaan menjadi lebih kuat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini