Sukses

Dinkes Jabar Pantau Daerah Penerima Vaksin Difteri

Dinas Kesehatan Jawa Barat menyatakan akan menyisir ulang cakupan daerah untuk mencegah penyebaran penyakit difteri.

Liputan6.com, Jakarta Dinas Kesehatan Jawa Barat menyatakan akan menyisir ulang cakupan daerah yang wajib diberikan imunisasi DPT untuk mencegah penyebaran penyakit difteri

Nantinya, Dinas Kesehatan kabupaten/kota setempat akan memberikan penyuluhan pada warga yang menolak diberikan imunisasi DPT.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Dodo Suhendar, langkah pertama yang dilakukan ialah pencegahan penyebaran penyakit difteri adalah memantau cakupan pemberian imunisasi DPT di setiap puskesmas.

"Pemantauan akan diprioritaskan di daerah yang kasusnya tinggi," kata Dodo di Bandung, Senin (11/12/2017).

Hingga kini, ada 18 kabupaten/kota yang menyatakan status Kejadian Luar Biasa (KLB), yakni Garut, Karawang, Depok, Cirebon, Kabupaten Bogor, Cianjur, Ciamis, Bandung, Purwakarta, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bandung, Cirebon, Subang, Majalengka, dan Kabupaten Bandung Barat.

Dodo mengatakan, pemetaan kejadian difteri itu turut dipantau oleh perangkat pemerintah setingkat camat untuk mempermudah luasan cakupan pemberian imunisasi DPT.

Pada hari ini, pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI) difteri di Jabar digelar di Karawang, Purwakarta, Depok, dan Kabupaten Bekasi dengan sasaran 3.629.178‎ anak usia 1 - 19 tahun.

 

Simak video menarik berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Difteri hanya bisa dicegah dengan cara ini

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia kembali menekankan bahwa difteri hanya bisa dicegah dengan imunisasi.

"Tolong masyarakat mengerti dan kita semua mengerti. Jadi, untuk pencegahan (difteri) tidak ada kata lain harus imunisasi," ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Mohamad Subuh, dikutip dari situs Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan.

Dalam keterangan tersebut, Subuh menjelaskan, bakteri penyebab difteri dikeluarkan melalui cairan mulut; lewat batuk maupun bersin.

Saking parahnya, penyakit ini bisa menular hanya lewat napas. "Bahkan, bernapas saja kemungkinan penularannya tinggi," kata Subuh menjelaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.