Sukses

Diet ala Donald Trump: Makan Burger Tanpa Roti, Sehatkah?

Donald Trump biasa memesan burger. Namun ia tak pernah memakan rotinya. Lho?

Liputan6.com, Jakarta Presiden Amerika Serikat Donald Trump memang terkenal dengan kecintaannya pada makanan cepat saji. Makanan saji terfavoritnya adalah McDonald's. Trump biasa memesan burger, namun ia tak pernah memakan rotinya. Lho?

Mantan manajer kampanye Corey Lewandowski menulis hal itu dalam bukunya tentang kampanye tersebut. Ia mengatakan, Trump biasanya akan memesan dua Big Mac, dua sandwich Filet-o-Fish, dan milkshake cokelat.

"Yah, dia tidak pernah makan roti, yang merupakan bagian penting," kata Lewandowski kepada CNN, dilansir Minggu (10/12/2017).

Meski tanpa roti atau kentang goreng dari McDonald's, ahli gizi mengatakan, Trump harus memikirkan kembali makanannya.

"Ini bukan cara makan yang sehat, meski tanpa karbohidrat dari roti," kata Lisa Drayer, ahli gizi yang sering menulis untuk CNN.

"Saya lebih suka dia makan setengah protein dan mengurangi lebih banyak lemak jenuh."

Meski tanpa roti, berdasarkan informaai nutrisi yang tersedia di situs McDonald's, makanan tersebut masih mengandung setidaknya 1.880 kalori. Padahal, menurut Pedoman Diet AS, jumlah kalori harian berdasarkan pada diet yakni 2.000 kalori. Ini artinya tidak menyisakan banyak ruang untuk makan makanan lain di siang hari. Entah itu dengan roti atau tanpa roti.

Drayer mengatakan, berdasarkan protein dan lemak jenuh di semua sandwich tersebut, Trump akan lebih baik makan salah satu Big Mac atau salah satu Filet-o-Fishes daripada dua-duanya, bahkan meski itu tanpa roti. Dan apabila Trump mengonsumsi shake coklat sedang, itu saja sudah mengandung 2½ kali jumlah gula harian yang disarankan.

Menurut catatan medis, tinggi Donald Trump 191 sentimeter dan berat badan sekitar 107 kg, yang menghasilkan indeks massa tubuh 29,5. Itu membuat dia kelebihan berat badan, menurut kalkulator BMI online National Institutes of Health.

Memang dokternya mengatakan "hasil tesnya berada dalam kisaran normal," dengan tingkat kolesterol 169 dan tekanan darah 116/70. Namun, ia mengonsumsi statin penurun kolesterol, yang diresepkan untuk mengurangi risiko serangan jantung dan stroke serta aspirin dosis rendah, yang juga bisa bermanfaat bagi jantung. Dan pada usia 71 tahun, diet makanan cepat saji bisa membahayakan kesehatan Donald Trump.

"Seiring bertambahnya usia, metabolisme Anda melambat, tekanan darah Anda meningkat seiring bertambahnya usia secara alami, dan jika Anda melakukan ini setiap hari, maka Anda meningkatkan risiko penyakit jantung selain meningkatkan risiko kanker," kata Drayer. 

 

Saksikan juga video berikut ini: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Saran alternatif sajian

Makan daging merah secara teratur juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal.

Sebuah penelitian di tahun 2009 menunjukkan, orang yang secara teratur makan daging merah lebih mungkin meninggal lebih awal daripada mereka yang memakannya dalam jumlah yang lebih kecil.

"Hamburger kadang-kadang baik-baik saja, tapi makan ini secara teratur tidak sehat," kata Drayer. "

Menurutnya, memang daging merah memang menawarkan zat besi dan protein, tapi pada jumlah tertentu bisa membahayakan kesehatannya.

Jika Trump terus mengonsumsi makanan cepat saji, Drayer menyarankan beberapa alternatif menu: irisan apel dan jeruk mandarin. Salad juga menjadi pilihan yang lebih baik. Tapi jika Trump bersikeras makan sandwich, Drayer merekomendasikan tak memilih Big Mac dan menggantinya dengan ikan tanpa saus tartar dan keju.

Selain itu, ganti milkshake cokelat dengan parfait yogurt rendah lemak yang disarankannya, yang memiliki buah dan serat yang sehat. Blueberry dan stroberi setidaknya menawarkan antioksidan. Jika Trump tidak suka yogurt, cone vanila juga lebih sehat, kurang dari separuh kalori dan kurang dari sepertiga gula.

"Paling tidak, dia tidak makan McFlurry dengan M&M's. Dia tidak memilih makanan penutup yang paling tidak sehat di menu," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.