Sukses

Turun Berat Badan Bisa Hilangkan Diabetes

Sebuah studi penting dari Inggris menemukan, penurunan berat badan yang diatur secara spesifik, bisa menghilangkan diabetes.

Liputan6.com, Jakarta Diabetes tipe 2 adalah kondisi kronis yang memengaruhi sekitar 422 juta orang di seluruh dunia. Selama puluhan tahun, dokter telah mengatasi kondisi ini dengan pengobatan yang dirancang untuk menekan kadar gula darah.

Namun, dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal Lancet, melansir Health, Kamis (7/12/2017), para peneliti di Inggris menjelaskan sebuah studi penting tentang orang-orang yang diabetes-nya mengalami remisi, hanya dengan menurunkan berat badan.

Hampir setengah orang dalam studi ini, yang diberikan rancangan diet enam bulan dan turun berat badan rata-rata 15 kg, mengalami remisi dan tidak lagi memiliki diabetes. Tidak ada satu pun dari responden ini yang melakukan pengobatan untuk mengontrol kondisi mereka saat itu, dan hanya mengandalkan penurunan berat badan semata.

Diabetes tipe 2 disebabkan oleh hilangnya kemampuan tubuh untuk menguraikan gula dari makanan. Biasanya, sel di pankreas bekerja untuk melepaskan insulin, hormon yang akan memproses gula.

Insulin bisa mengirimkan gula yang sudah terurai tadi ke sel yang membutuhkan energi, atau menyimpannya sebagai lemak untuk cadangan energi sel.

Sel di lever bertugas untuk membersihkan insulin dari sirkulasi. Namun, kelebihan lemak di pankreas dan lever bisa menghentikan sel yang memproduksi insulin ini, yang berujung pada melonjaknya kadar gula darah.

Pengobatan diabetes bisa menurunkan kadar gula darah, tapi tidak mengatasi kekacauan pada peredaran insulin.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rancangan diet khusus

Dalam studi ini, Dr Roy Taylor, profesor medis dan metabolisme di Newcastle University, beserta rekannya, secara acak menunjuk hampir 300 orang. Orang-orang tadi kemudian diberikan pengaturan berat badan dari mereka, atau pengobatan mereka biasanya.

Seluruh orang ini sudah lebih dulu didiagnosis memiliki diabetes tipe 2 dalam enam tahun sebelum studi dimulai. Orang-orang yang diberikan rancangan diet diminta untuk berhenti menggunakan obat diabetes yang mereka miliki.

Rancangan diet ini memang disusun untuk membantu pelakunya kehilangan berat badan sampai sekitar 15 kg. Pola dietnya termasuk tiga sampai lima bulan cairan formula diet rendah kalori, yang mengandung rata-rata tidak lebih dari 850 kalori per hari.

Pola diet itu diikuti dengan dua sampai delapan minggu untuk pengenalan makanan kembali, yang disertai dengan pendidikan tentang nutrisi dan terapi perilaku kognitif untuk membantu orang-orang bertahan dengan rancangan diet mereka.

Para responden ini kemudian dimonitor, mulai dari berat badan, remisi diabetesnya, dan kadar lemak di pankreas dan hati.

Setelah satu tahun, kebanyakan orang dalam grup diet ini telah kehilangan berat badan mereka sekitar 11 kg, dibanding grup kedua yang tidak diberi rancangan diet. Setelahnya, 46 persen responden di grup diet mengalami remisi.

"Orang-orang yang baru didiagnosis memiliki diabetes untuk pertama kalinya bisa melihat studi ini, dan tahu, kondisi ini tidak harus berlangsung seumur hidup," ujar Taylor. "Kondisi ini bukan kondisi yang tidak bisa diputar balik atau disembuhkan, yang tak bisa hilang dari tubuh Anda--seperti yang saat ini diinformasikan ke pada penderita diabetes."

Namun, Taylor juga mengatakan, orang-orang yang sudah terdiagnosis memiliki diabetes dalam waktu lama, bisa jadi tidak bisa memutarbalikkan penyakitnya. Ini karena, seiring kondisi ini terus berlangsung, ujarnya, sel yang memproduksi insulin mulai mati, sehingga tidak bisa diaktifkan lagi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.