Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Jangan Salah, Pria Juga Bisa Alergi dengan Sperma Sendiri

Gejala alergi sperma bisa berkembang dalam hitungan detik, menit atau berjam-jam usai berhubungan seks atau masturbasi.

Liputan6.com, Jakarta Pria yang mengalami gejala seperti flu usai orgasme, tanda ia tak bersahabat dengan spermanya sendiri, menurut penelitian.

Fenomena langka ini dikenal dengan sindrom penyakit pasca orgasme atau POIS. Masalah ini diyakini dipicu oleh pria yang alergi dengan spermanya. Baik melalui kontak atau karena tersendatnya hormon yang dilepaskan ketika klimaks.

Gejala alergi sperma bisa berkembang dalam hitungan detik, menit atau berjam-jam usai berhubungan seks atau masturbasi. Kondisi ini akan membuat penderitanya mendapat serangan kelelahan yang ekstrem, pilek, otot menjadi lemah, demam dan berkeringat.

Meskipun periset belum menemukan penyebab pasti mengapa pria alergi pada sperma sendiri, tapi periset berspekulasi jika masalah ini telah mengalami lonjakan di kalangan pria.

Masalah alergi sperma ini pertama kali dilaporkan pada tahun 2002, ada 52 kasus yang telah diperiksa di mana pria mengalami gejala flu dan alergi usai ejakulasi. 

 

Saksikan juga video berikut ini: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terkait alergi protein

Studi yang dilakukan di Belanda terhadap 45 pria menunjukan hasil yang mengejutkan. Mereka melakukan tes tusukan pada kulit, yang sebelumnya telah ditempelkan sperma mereka sendiri. Untuk mengindentifikasi reaksi alergi.

Hasilnya, 33 orang yang ditusuk, 87 persen menderita POIS. Reaksi terhadap alergi muncul setelah 30 menit kulit bersentuhan dengan sperma.

"Mereka tidak merasa sakit saat mereka melakukan masturbasi tanpa ejakulasi, tapi begitu air mani itu berasal dari testis ... setelah itu mereka menjadi sakit, kadang hanya dalam beberapa menit,' Marcel Waldinger, profesor psikofarmakologi seksual di Utrecht University di Belanda, kepada Reuters.

Teori yang paling umum adalah pria alergi pada spermanya atau ada sesuatu di dalam sperma yang memicu reaksi kekebalan tubuh.

Alergi sperma merupakan reaksi alergi terhadap protein yang ditemukan pada sperma pria yang kebanyakan menyerang wanita namun diketahui juga dapat membuat sistem kekebalan tubuh bereaksi ketika sperma bersentuhan dengan kulit atau mulut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.