Sukses

Peringati Hari AIDS Sedunia, Ini Pesan Kemenkes

Pada peringatan Hari AIDS Sedunia, masyarakat diajak berani untuk mengurangi risiko penularan HIV serta mengecek status HIV-nya.

Liputan6.com, Jakarta Memperingati Hari AIDS Sedunia (HAS), Kementerian Kesehatan RI mengajak masyarakat untuk berani mengurangi penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan mengecek status HIV. Hal itu selaras dengan tema nasional HAS 2017: Saya Berani, Saya Sehat.

“Berani untuk apa? Untuk mengurangi risiko penularan virus HIV. Selanjutnya, masyarakat juga mau secara sukarela memeriksakan diri untuk mengetahui status HIV-nya,” tutur Menteri Kesehatan dalam sambutan yang dibacakan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Subuh, pada puncak peringatan HAS 2017 di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (5/11/2017).

Dengan mampu mengurangi risiko dan tahu status HIV, diharapkan tidak ada lagi masyarakat yang terkena AIDS. Seperti diketahui, HIV adalah penyebab terjadinya kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh, yaitu Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mencapai target 2030

PBB mencanangkan target Three Zero pada 2030, yaitu: 1) Tidak ada lagi penularan HIV, 2) Tidak ada lagi kematian akibat AIDS, dan 3) Tidak ada lagi stigma dan diskriminasi pada orang dengan HIV AIDS (ODHA). 

Guna mencapai target tersebut, pada peringatan HAS 2017 ini Gubernur Provinsi Sumatera Selatan, Alex Nordin, didampingi Dirjen P2P Kemenkes RI dan Deputi III Kemenko PMK Sigit Priyohutomo mencanangkan Fast Track 90-90-90. Ini merupakan strategi percepatan Temukan, Obati dan Pertahankan (TOP).

Seperti mengutip rilis Kemenkes, pada Selasa (5/11/2017) Fast Track 90-90-90 meliputi: 90 persen orang yang hidup dengan HIV (ODHA) mengetahui status HIV mereka melalui tes atau deteksi dini; 99 persen ODHA yang mengetahui status HIV untuk memulai pengobatan Antiretroviral (ARV); dan 90 persen ODHA yang dalam pengobatan ARV telah berhasil menekan jumlah virusnya sehingga mengurangi kemungkinan penularan HIV. Selain itu, tidak ada lagi stigma dan diskriminasi ODHA.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini