Sukses

Kekuatan Super di Balik Si Rambut Merah seperti Pangeran Harry

Individu dengan rambut merah, seperti Pangeran Harry ternyata sangat sedikit, hanya 2 persen dari seluruh populasi dunia.

Liputan6.com, Jakarta Satu hal yang unik tentang Pangeran Harry adalah rambut merahnya. Memiliki rambut merah asli memang bukan sesuatu yang biasa, pasalnya tak banyak orang yang memiliki warna rambut terang seperti ini. Hanya ada 2 persen orang berambut merah dari seluruh populasi dunia. Lantas, bagaimana jika ditambah dengan fakta individu berambut merah punya kekuatan super?

Ya, mereka yang berambut merah dilaporkan memiliki aroma tubuh yang unik dibandingkan dengan individu lainnya. Dr Augustin Galopin pertama kali menulis fakta tersebut dalam buku berjudul Le Parfum de la Femme, diterbitkan pada 1886. Dia melaporkan, wanita yang terlahir berambut merah memiliki aroma khas ambergris yang sensual.

Sains membuktikan, lapisan tipis di permukaan kulit individu berambut merah lebih bersifat asam sehingga menyebabkan parfum lebih mudah menguap ketika dioleskan ke kulit dan berpotensi menimbulkan aroma baru yang unik.

Penasaran dengan keunikan lain yang dimiliki individu dengan rambut merah seperti aktris Amy Adams dan Pangeran Harry? Berikut faktanya seperti dilansir dari laman New York Post, Senin (4/12/2017).

Tak memerlukan banyak vitamin D

Konsentrasi tinggi dari rambut merah serta kulit putih pucat, individu berambut merah lebih mampu beradaptasi dengan lingkungan Eropa yang mendung karena tubuh mereka bisa memproduksi vitamin D sendiri.

Ketika orang berambut merah ke luar rumah, dia akan memproduksi vitamin D lebih cepat dibanding individu berambut pirang, hitam, atau cokelat. Ini memberi keuntungan bagi evolusi individu dengan rambut merah karena kekurangan kadar vitamin D bisa berdampak pada masalah kesehatan seperti diabetes dan arthritis. 

 

Saksikan juga video berikut ini: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bisa deteksi perubahan cuaca

Bisa mendeteksi perubahan cuaca

Individu berambut merah merasakan cuaca dingin dan pasa lebih parah dibanding orang lain.

University of Louisville menemukan `kemampuan super` mereka dalam studi yang dilakukan pada 2005. Gen MC1R pada orang berambut merah kemungkinan bekerja lebih aktif sehingga mereka lebih sensitif pada cuaca panas. Begitu pula dengan cuaca dingin.

Wanita berambut merah lebih bisa mengatasi nyeri

Studi McGill University di 2003 menunjukkan, wanita berambut merah bisa menolerir nyeri hingga 25 persen dibandingkan wanita dengan warna rambut lain.

Studi lain yang dilakukan Oslo University menemukan, wanita berambut merah tak mudah merasa sakit ketika tertusuk jarum. Meski begitu, mereka tak mudah juga dibius. University of Louisville menemukan, wanita berambut merah memerlukan anestesi 20 persen lebih tinggi ketika akan menjalani operasi.

3 dari 3 halaman

Lebih jenaka

Tak semuanya berkulit putih

Ya, individu berambut merah tak semuanya berkulit putih. Ada pula orang berambut merah yang terlahir di Papua New Guinea dan Marocco, memiliki kulit lebih gelap. Begitu pula dengan beberapa orang berambut merah yang asli Hawaii.

Terlihat lebih jenaka

Menurut Profesor Andrew Stott, pengajar sejarah komedi di University of Buffalo, badut sirkus yang pertama kali terlihat pada abad ke-19 menggunakan wig berwarna terang, umumnya merah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.