Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Menilik Perbedaan Penyebab Penis Patah di Berbagai Negara

Kasus penis patah ternyata disebabkan oleh berbagai hal yang berbeda, tergantung dari negaranya.

Liputan6.com, Jakarta Penis patah (fraktur penis) lebih sering terjadi saat berhubungan seks. Adanya gerakan dan posisi seks yang salah bisa membuat penis patah.

Kondisi penis patah bisa menjadi mimpi buruk bagi pria maupun pasangan. Rasa tidak nyaman dan nyeri akan menggagalkan sesi bercinta dengan pasangan. Penis patah tak hanya terjadi saat berhubungan seks saja, melansir Daily Star, Kamis (23/11/2017).

Beberapa peristiwa mengerikan yang mengakibatkan penis patah juga dianalisis para ilmuwan.

Menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Reviews in Urology, penyebab penis paling berisiko patah tampaknya berbeda antara satu negara dengan negara lain.

Di Jepang, pria cenderung berguling saat ereksi di ranjang. Pria yang tinggal di area Mediterania kerap melakukan kesalahan saat masturbasi, yakni meremas terlalu kuat. Hal ini sangat berisiko membuat penis patah.

 

Simak video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gerakan seks yang berbahaya

Lain halnya dengan pria di Amerika Serikat, pria tampak lebih rentan terhadap fraktur penis karena gerakan seks yang berbahaya. Kebiasaan yang paling umum, yaitu pria terlalu kuat saat melakukan penetrasi.

Penis pun tidak sengaja menyentuh tulang kemaluan atau perineum (bagian yang paling bawah dari saluran panggul) pasangan mereka.

Sementara itu, pria di Iran melaporkan kejadian yang aneh dan tidak biasa soal penis patah. Seperti jatuh dari gunung dan mendarat di batu.

Kasus aneh lainnya yang dilaporkan, misalnya, meremas terlalu keras saat ereksi saat mengenakan celana ketat.

Pakar seks Samantha Evans, memberikan nasihat sehubungan dengan kejadian penis patah ini. "Jika Anda mengalami rasa nyeri selama atau setelah hubungan seksual, Anda harus pergi ke dokter. Rasa nyeri ini memberi tahu Anda kalau ada sesuatu yang salah dari alat genital," sarannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.