Sukses

Kisah Pilu David Cassidy, Meninggal Akibat Gagal Ginjal dan Liver

Penyanyi David Cassidy meninggal di usia 67 akibat penyakit kronis yang dideritanya.

Liputan6.com, Jakarta Aktor dan penyanyi David Cassidy meninggal dunia pada usia ke-67, Selasa (21/11/2017) kemarin, di Florida. Pelantun "I Think I Love You" itu diketahui meninggal akibat penyakit liver dan gagal ginjal.

Seminggu sebelum meninggal, Cassidy telah dirawat di rumah sakit. Saat itu, dia sangat membutuhkan transplantasi hati. Sebelumnya, Cassidy juga telah berbicara secara terbuka tentang perjuangannya melawan alkohol. Baru-baru ini, ayah dari Beau Cassidy itu mengungkapkan juga sedang berjuang melawan demensia.

Menurut Kepala Ahli Penyakit Hati di Mount Sinai Health System, Scott Friedman, seseorang bisa alami gagal hati akut secara tiba-tiba setelah menelan zat beracun atau terkena virus. Meski begitu, sering kali hal ini disebabkan oleh faktor lain, seperti gaya hidup yang buruk.

"Mereka juga bisa mengalami gagal hati kronis jika mengalami luka atau penyakit jangka panjang seperti hepatitis B atau C, penyakit metabolik seperti kelebihan zat besi, atau penyalahgunaan alkohol," kata Friedman.

Lebih lanjut Friedman menjelaskan, seseorang yang mengalami penyakit hati akut masih bisa diobati. Sebaliknya, jika mengalami penyakit hati kronis, orang tersebut harus melakukan transplantasi hati.

 

Saksikan video menarik berikut:

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ciri kerusakan hati sudah kronis

Menurut American Liver Foundation (ALF), banyak orang tidak menyadari jika mereka mengalami kerusakan hati. Hal ini berkembang hingga menjadi kronis.

"Saat jaringan parut memburuk, gejala yang dialami biasanya pembengkakan di kaki, memar, dan mudah berdarah, dan batu empedu," ucap penulis ALF.

Begitu hati mulai gagal, seseorang tidak dapat membersihkan produk limbah. Mereka mungkin mengalami penumpukan amonia di tubuh mereka, cairan di perut, atau pecahnya pembuluh darah di kerongkongan, dr Friedman menjelaskan.

"Itu adalah tiga ciri utama kegagalan hati," katanya. Pertanda tersebut menguatkan bahwa memang diperlukan transplantasi hati.

Menurut dr Friedman, tanpa transplantasi, gagal hati dapat menyebabkan kerusakan organ lain, biasanya dimulai dengan ginjal. Gagal ginjal terjadi saat ginjal rusak dan tidak bekerja dengan benar, yang berkontribusi terhadap penumpukan produk limbah di dalam tubuh yang biasanya dikeluarkan oleh ginjal.

Beberapa orang dengan gagal ginjal dapat diobati dengan dialisis, sebuah proses penyaringan darah pada ginjal. Sebaliknya, kondisi yang lebih buruk mungkin memerlukan transplantasi ginjal. Selain itu, kerusakan juga bisa meluas ke organ lain.

"Pada pasien kronis, pada akhirnya, gagal hati dapat menyebabkan kegagalan multiorgan," kata dr Friedman.

"Semakin banyak organ yang gagal, semakin berat pengobatannya," dia kembali menjelaskan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Gagal ginjal adalah suatu kondisi klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel.

    Gagal Ginjal

Video Terkini