Sukses

Ahli Temukan 5 Cara Simpel Prediksi Kesehatan Jantung

Lima cara sederhana ini dapat Anda gunakan untuk mengevaluasi risiko kerusakan jantung.

Liputan6.com, Jakarta Sebelum melakukan tes darah atau pergi memeriksakan diri ke dokter, lima cara sederhana ini dapat Anda gunakan untuk mengevaluasi risiko kerusakan jantung.

Lima hal yang didasari oleh penelitian tersebut adalah tekanan darah, olahraga, indeks massa tubuh, konsumsi buah dan sayuran, serta status merokok.

Menurut kepala dokter di Rumah Sakit Mount Sinai dan salah satu peneliti studi tersebut, Valentin Fuster, MD, PhD, lima faktor ini hampir sama akuratnya dengan tes darah untuk mengukur kadar kolesterol dan kadar gula darah.

"Saya tidak akan mengatakan itu 100 persen akurat tapi sangat, sangat dekat (untuk prediksi kesehatan jantung)," katanya.

 

Simak video menarik berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Membandingkan Dua Metode

Tim Fuster mempelajari hampir 4.000 pekerja kantor di Madrid yang berusia 40 sampai 54 tahun dan bebas dari penyakit jantung.

Mereka membandingkan lima faktor yang dikenal dengan skor Fuster-BEWAT, dengan indeks kesehatan kardiovaskular ideal atau ICHS, sebuah skor yang direkomendasikan oleh American Heart Association. 

Aspek ini juga mencakup tekanan darah, olahraga, berat badan, alimentasi (atau diet), dan tembakau, serta tes gula darah dan kolesterol.

Para peneliti menguji pria dan wanita dengan ultrasound dan CT scan untuk mencari tanda awal penyakit jantung, seperti penumpukan plak di arteri. 

Mereka menemukan, semakin baik skor pada ICHS atau Fuster-BEWAT, semakin kecil kemungkinan orang tersebut menunjukkan bukti awal adanya penyumbatan arteri. Korelasi antara kedua skor itu ternyata sangat jelas.

 

 

3 dari 3 halaman

Aplikasi praktis

Fuster mengatakan, dengan menggunakan lima indikator tersebut, studi ini bukan hanya akan membantu dokter, melainkan juga dapat mengevaluasi pasien dengan cepat dan mudah.

Edward Fisher, MD, PhD, Direktur Pusat Pencegahan Penyakit Kardiovaskular di New York University School of Medicine, meninjau temuan tersebut tapi tidak dilibatkan dalam penelitian ini. Dia menyebut korelasi antara kedua metode tersebut cukup mengesankan.

"Kecuali tekanan darah, semua faktor BEWAT lainnya adalah gaya hidup," kata Fisher. Temuan baru tersebut, katanya, bisa mendorong dokter untuk bertanya kepada pasien tentang keempat faktor tersebut.

Meskipun sulit untuk memprediksi apakah pendekatan BEWAT akan tersebar luas, tampaknya faktor gaya hidup itu penting. "Hal-hal yang bisa kita lakukan untuk diri kita benar-benar penting," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.