Sukses

Susah Tidur, Tingkatkan Risiko Alzheimer?

Orangtua yang menderita sleep apnea obstruktif berisiko tinggi terkena alzheimer. Benarkah?

Liputan6.com, Jakarta Seperti makanan yang Anda makan, tidur nyenyak sangat penting. Jika Anda telah terganggu tidur atau gagal tidur nyenyak, hal itu bisa menyebabkan masalah kesehatan serius lain. Sebuah studi baru menemukan bahwa orangtua yang menderita sleep apnea obstruktif atau gangguan tidur yang ditandai dengan jeda periodik dalam pernapasan, berisiko tinggi terkena penyakit alzheimer.

Penyakit alzheimer adalah gangguan neuro-degeneratif progresif yang menghancurkan ingatan dan fungsi mental penting lainnya, kata peneliti dari New York University. Dua gejala utama sleep apnea adalah ngorok dan kantuk berlebihan di siang hari (hipersomnia).

Para peneliti melaporkan bahwa lebih banyak sleep apnea yang menyebabkan akumulasi bakteri asam amino yang lebih besar di otak yang selanjutnya meningkatkan risiko penyakit alzheimer dari waktu ke waktu.

“Beberapa penelitian telah menyarankan bahwa gangguan tidur dapat menyebabkan deposit asam amino dan mempercepat penurunan kognitif pada mereka yang berisiko terkena penyakit alzheimer," kata Ricardo S. Osorio, Asisten Profesor di New York University School of Medicine di AS.

"Namun, sejauh ini menjadi tantangan untuk memverifikasi kausalitas untuk asosiasi ini karena sleep apnea obstruktif dan penyakit alzheimer memiliki faktor risiko dan umumnya hidup berdampingan," ucap Osorio.

Simak juga video menariik berikut:

https://www.vidio.com/watch/1080782-gadis-idap-sindrom-putri-tidur-akhirnya-dirujuk-ke-rumah-sakit-liputan6-pagi 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tips cegah sleep anemia yang baik

Para peneliti mempelajari lebih dari 208 peserta, berusia antara 55-90 tahun, dengan kognisi normal atau proses memperoleh pengetahuan dan pemahaman melalui pengalaman, pikiran, dan indera. Tak satu pun dari peserta yang dirujuk mengalami depresi atau memiliki kondisi medis yang mungkin mempengaruhi fungsi otak mereka.

Studi tersebut menemukan lebih dari separuh partisipan terkena sleep apnea obstruktif bersamaan dengan meningkatnya gejala kantuk, kardiovaskular, dan disfungsi metabolik dan kerusakan otak. Telah dicatat dalam penelitian bahwa tekanan udara napas positif, peralatan gigi, terapi posisional dan perawatan lainnya untuk sleep apnea dapat menunda kerusakan kognitif dan demensia pada saat bersamaan.

Penelitian ini baru diterbitkan di American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine. Jadi bagaimana cara mencegah sleep apnea? Berikut beberapa pencegahan sleep apnea seperti dikutip dari situs Boldsky, Kamis (23/11/2017).

1. Chamomile

Chamomile dikenal dengan sifat anti-inflamasinya. Jika Anda menderita sleep apnea, secangkir teh chamomile secara teratur akan membantu. Ini telah ditemukan oleh beberapa penelitian.

2. Lavender

Ambil beberapa tetes minyak lavender, oleskan di dahi dan bait suci sebelum tidur. Karena lavender memiliki sifat anti-inflamasi, ia memberi efek menenangkan dan menyebabkan tidur.

3. Meditasi

Meditasi memiliki beberapa manfaat kesehatan. Beberapa penelitian yang dilakukan di seluruh dunia telah menunjukkan bahwa sedikit meditasi secara teratur membantu mencegah sleep apnea.

4. Menurunkan Berat Badan

Jika Anda kelebihan berat badan maka ada kemungkinan tinggi terkena sleep apnea. Hal itu disebabkan kelebihan lemak tubuh yang bisa menyebabkan sleep apnea. Menurunkan berat badan sangat penting untuk mencegah sleep apnea.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Sleep apnea adalah gangguan tidur serius berupa kondisi pernapasan yang terganggu saat seseorang tidur.

    Sleep Apnea

  • Penyakit Alzheimer/ pikun merupakan suatu kondisi dimana sebagian sel- sel di otak sudah tidak berfungsi.

    Alzheimer

  • tidur

Video Terkini