Sukses

Ini Komplikasi Diabetes yang Paling Mematikan

Komplikasi diabetes bisa menyebabkan sakit jantung, gangguan saraf, bahkan depresi.

Liputan6.com, Jakarta Komplikasi diabetes bisa menyerang hampir seluruh organ manusia, dari pembuluh darah sampai kesehatan mental.

"Dari sekian banyak komplikasi diabetes, yang paling berbahaya itu sakit jantung dan stroke," kata dr Wismandari Wisnu SpPD-KEMD.

Menurut dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin, metabolik, dan diabetes dari Rumah Sakit Pondok Indah - Pondok Indah, delapan dari 10 penyandang diabetes meninggal dunia karena sakit jantung. Kematian yang mendadak itu bisa meningkat dua sampai empat kali dibanding pasien-pasien yang bukan diabetes.

Kadar gula darah tinggi yang mengalir dalam pembuluh darah menyebabkan lapisan dalam dinding pembuluh darah cedera. "Kalau yang normal itu kosong melompong. Darah lewat di sana-sini bagus-bagus saja dan lancar. Namun, pada penyandang diabetes, terdapat penumpukan dari kadar kolesterol jahat yang biasa kita sebut LDL," ujar dia.

LDL dari sisi jumlah tidak semakin banyak, tapi mengalami perubahan sifat sehingga lebih mudah menempel di pembuluh darah. Yang semula mulus, kata dr Wismandari, jadi mudah menempel di sisi dinding-dinding bagian dalam karena sifatnya berubah.

"Jadi lebih aterogenik. Kalau bahasa kita, lebih mudah menumpuk," kata dia dalam sebuah diskusi Cegah Komplikasi Diabetes Sedini Mungkin di Senayan City pada Selasa, 7 November 2017.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Gangguan Pola Lemak

Gangguan pola lemak darah ini juga memengaruhi produksi kolesterol baik atau HDL. Produksi HDL yang seharusnya di hati jadi menurun. Ketidakseimbangan ini menyebabkan penumpukan yang luar biasa.

"Jadi, yang tadinya lumennya luas menjadi kecil. Ini menyebabkan darah yang lewat di arena ini lebih sulit," kata dia.

Hal-hal ini mengakibatkan penumpukan lemak dan gangguan kelenturan dinding pembuluh darah (aterosklerosis).

"Pembuluh darah pada kondisi normal seharusnya lentur. Pada kondisi diabetes ini menjadi tidak lentur lagi, kaku. Ini menyulitkan pembuluh darah membesar, mengecil, yang mana seharusnya elastis," kata Wismandari menekankan.

3 dari 3 halaman

Sakit jantung akibat gangguan kelenturan pembuluh darah

Aterosklerosis (radang pembuluh darah) menyebabkan gangguan aliran darah menuju organ-organ penting di tubuh kita, di antaranya otot jantung dan otak.

"Aterosklerosis ini bisa terjadi di mana-mana. Kaku pembuluh darah itu bisa terjadi di mana-mana. Salah satunya di pembuluh darah jantung. Padahal, pembuluh darah jantung berfungsi memberi makan jantung itu sendiri," kata dr Wismandari.

Pembuluh darah koroner adalah pembuluh darah yang memberi oksigen dan nutrisi ke otot jantung. Apabila pembuluh ini tersumbat, aliran darah yang membawa oksigen ke otot jantung mengalami gangguan yang berujung pada kerusakan.

"Kalau tidak ada yang memberi makan, tentu otot jantung menjadi rusak. Fungsi mompa jantung itu menjadi terganggu. Mudah sakit jantung jadinya," dia menambahkan.

Kerusakan otot jantung yang luas, kata dia, dapat menyebabkan jantung gagal memompa darah ke seluruh tubuh yang berakibat pada kematian mendadak.

"Kematian mendadak dari otot jantung dan tentunya kematian mendadak dari orang tersebut," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.