Sukses

Menilik Hubungan KDRT dengan Terjadinya Penembakan Massal di AS

Kekerasan skala kecil, seperti kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) bisa jadi pintu gerbang kekerasan lainnya.

Liputan6.com, Jakarta Beberapa tahun sebelum Devin Kelley (26) melakukan penembakan massal yang menyebabkan 26 orang meninggal di gereja di Texas pada Minggu (5/11/2017), ia pernah terseret kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Hal ini membuatnya dipecat Angkatan Udara Amerika Serikat karena punya sejarah menyerang pasangan dan anak-anaknya.

Bukan hanya Kelley, beberapa pelaku penembakan massal di AS sebelumnya juga punya sejarah melakukan KDRT.

Sebut saja John Hodgkinson, pria 66 tahun ini pada 14 Juni 2017 melakukan penembakan terhadap polisi di Alexandria, Virginia. Menurut laman NBC News, Hodgkinson pernah punya catatan ditangkap karena kasus penyerangan terhadap pacarnya pada 2006.

Ada juga Cedric Anderson, pria paruh baya ini pada April 2017 melakukan penembakan di sebuah sekolah dasar di California. Polisi mengatakan dua orang dewasa dan seorang anak tewas dalam insiden. Salah satu korban yang tewas adalah istrinya, Karen Smith, guru di sekolah itu.

Dalam kehidupannya, Anderson berulang kali melakukan pelecehan terhadap Karen. Sampai-sampai memberikan ancaman ke keluarga istrinya.

 

Saksikan juga video menarik berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kekerasan skala kecil pintu gerbang kekerasan lainnya

Menurut staf komunikasi National Domestic Violence Hotline, Cameka Crawford, keterkaitan antara KDRT dan penembakan massal ini perlu jadi perhatian.

Apalagi, kasus KDRT sering tidak pernah diungkap. Salah satu pelaku penembakan massal Anderson malah sering mengunggah keromantisan dengan istri di laman Facebooknya. Seperti foto bulan madu, video pernikahan, bahkan menyebut istrinya "malaikat" beberapa minggu sebelum penembakan.

"Jika seperti ini, sulit untuk percaya bahwa pelaku penembakannya adalah suaminya sendiri," kata Crawford mengutip Women's Health, Selasa (7/11/2017).

Ini artinya, kata Crawford, kekerasan dan pelecehan skala kecil merupakan pintu gerbang untuk lebih banyak kekerasan lainnya.

Crawford mengingatkan agar kasus KDRT tak meningkat menjadi kekerasan menggunakan senjata, yakni dengan memberi dukungan pada korban KDRT. Jika ada teman yang sering mengalami KDRT, coba bantu dia.

"Bisa sesederhana menanyakan kepada orang itu, 'Apa yang kamu butuhkan? Bagaimana aku bisa membantu?'," kata Crawford.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini