Sukses

Banyak Generasi Milenial Senang Beli Follower, Kenapa Ya?

Alasan generasi milenial senang beli follower. Adakah bahayanya di balik kebiasaan tersebut?

Liputan6.com, Jakarta Follower atau jumlah pengikut di akun media sosial saat ini menjadi salah satu hal penting bagi generasi milenial. Bahkan, tak sedikit dari kaum ini yang membeli follower di media sosial, seperti Instagram.

Menurut sosiolog bidang jejaring sosial Roby Muhamad, Ph.D, saat ini generasi milenial membutuhkan pengakuan dan perhatian di media sosial. Salah satu bentuk untuk mendapatkannya adalah dengan memiliki banyak pengikut.

"Sekarang ini yang penting bagi generasi milenial itu perhatian. Salah satu bentuknya itu follower. Peluang ini menjadikan terbentuknya market atau jual beli follower," ucap Roby saat ditemui di acara Studi Yogrt 2017 pada Kamis (3/11/2017) di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Lebih lanjut Robi menjelaskan, secara psikologi perilaku generasi milenial yang gemar membeli pengikut di media sosial itu perlu dipertanyakan.

"Secara psikologi, jual beli follower itu agak aneh untuk individu. Kita perlu melihat tujuannya apa. Kalau tujuannya hanya untuk mendapatkan pengakuan dan perhatian, sebaiknya membuka pertemanan yang real," kata Roby.

Pria yang juga dosen di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini menilai kegiatan jual beli follower pada generasi milenial itu sah saja selama hal itu dalam batas wajar.

"Kalau ditanya sehat atau enggak, ya tergantung dari kebutuhan orang tersebut. Yang menjadi masalah adalah ketika orang tersebut terlalu terobsesi dan menganggap audien itu real," pungkasnya.

 

Saksikan video menarik berikut :

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Media sosial bukan lagi dunia maya

Menurut Roby, nilai-nilai yang ada di media sosial kini sudah bergeser. Salah satunya, anggapan media sosial merupakan dunia maya.

"Jangan menganggap media sosial itu maya atau virtual karena pertemanan di media sosial kini sudah menjadi nyata," kata dia menekankan.

Jika seseorang ingin menumbuhkan pertemanan di media sosial, Roby menyarankan untuk mencari teman sungguhan ketimbang membeli follower.

"Dengan teknologi, kita bisa mencari teman di mana pun. Selain itu, pertemanan yang sudah ada bisa dijaga meski jarak geografisnya itu jauh sekali," ujar pria berkacamata ini.

Menurut Roby, tidak bisa dimungkiri bahwa saat ini cara orang bersosialisasi cenderung lebih banyak melalui media sosial. Hal itu merupakan kebutuhan sosial yang harus dipenuhi.

Untuk mencari pertemanan sehat tanpa mementingkan follower tapi bisa mencari teman berdasarkan lokasi, dia menyarankan generasi milenial untuk menggunakan media sosial dengan karakter tersebut, seperti aplikasi Yogrt.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.