Sukses

7 Pasutri dengan HIV AIDS di Penajam Meninggal Dunia

Tujuh orang pasutri di Kalimantan Timur meninggal dunia sepanjang enam tahun ini

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak tujuh pasangan suami istri di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, meninggal dunia akibat HIV AIDS sepanjang 2011 hingga 2017, kata Pengelola Program HIV AIDS Dinas Kesehatan setempat, Harjito Ponco Waluyo.

"Ketujuh pasutri itu selain ada keterlambatan melakukan pengobatan, juga terlambat diketahui mengidap HIV AIDS dan mendapat penanganan dari tim medis," kata Ponco Waluyo ketika ditemui di Penajam pada Rabu, 18 Oktober 2017.

Menurut dia, sistem kekebalan atau ketahanan tubuh ketujuh pasutri tersebut sudah menurun dan mulai digerogoti virus HIV (human immunodefeciency virus) ketika dalam penanganan Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara.

"Ketujuh pasutri terdeteksi sudah memasuki fase stadium cukup parah dengan penyakit yang dideritanya diare dan tuberkulosis akut," jelas Ponco Waluyo.

Perkembangan dan penyebaran HIV/AIDS di Kabupaten Penajam Paser Utara lanjut ia, sudah semakin memprihatinkan.

Saat ini Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara menangani 55 kasus HIV AIDS terdiri dari 28 orang laki-laki dan 27 perempuan.

"Periode Januari-Oktober 2017 terdapat 15 kasus baru, dari ke-15 yang terinfeksi HIV itu tujuh orang meinggal dunia," ungkap Ponco Waluyo.

Selain itu, tiga orang terinfeksi HIV yang ditemukan pada 2016 juga meninggal dunia, sehingga ada 10 ODHA (orang dengan HIV AIDS) di Kabupaten Penajam Paser Utara meninggal dunia sepanjang 2017.

Ponco Waluyo menyatakan, ODHA yang meninggal dunia tersebut diduga terlambat untuk minum obat-obatan Antiretroviral (ARV) untuk memperlambat pertumbuhan virus HIV dalam tubuh.

"Para ODHA terlambat mengambil obat-obatan di Balikpapan, karena di Kabupaten Penajam Paser Utara sampai saat ini belum bisa menyiapkan obat-obatan untuk para ODHA itu," ujarnya.

Para ODHA yang ditemukan di Kabupaten Penajam Paser Utara tersebut berusia antara 15 sampai 52 tahun, dan mayoritas tertular HIV melalui hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan atau infeksi menular seksual (IMS).

Novi Abdi/ANTARA

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.