Sukses

Lina Hariani, Bisa Lihat Uang Usai Operasi Otak

 

Liputan6.com, Jakarta Setelah menjalani operasi tumor otak, Lina Hariani, 56 tahun, kembali mampu melihat uang. Wanita, yang tinggal di Sidoarjo, Jawa Timur ini tersenyum bahagia, penglihatannya sudah jauh lebih baik.

Ia didiagnosis tumor otak pada Oktober 2014. Tumor tersebut berada di dasar otak, dekat saraf mata sehingga mengganggu penglihatan. Semakin besar ukuran tumor, maka tumor akan menekan saraf mata. Hal ini membuat penglihatan kabur. Ia pun tidak bisa melihat dan membedakan nominal uang.

“Istri saya tadinya tidak bisa melihat berapa nominal uang. Yang kelihatan itu hanya pecahan nominal Rp50.000 berwarna biru dan Rp100.000 berwarna merah saja. Yang lainnya (uang) itu tidak bisa kelihatan. Ya, karena katanya dua pecahan uang itu yang sangat mencolok warnanya,” tutur Fendi, suami Lina tatkala berbincang dengan Health Liputan6.com dalam acara “CBSC Bedah Tumor Otak Melalui Alis Mata” di Hotel Atlet Century Senayan, Jakarta, Jumat (13/10/2017).

Sehari setelah operasi, Lina sudah bisa berjalan dan penglihatan tidak lagi kabur. Ketika melihat cahaya, mata sudah bisa melihat dan terang. Ia sudah bisa melihat nominal uang lain, tidak hanya pecahan Rp50.000 dan Rp100.000 saja.

Bila sebelum operasi tumor otak, Lina harus dituntun dan dipegangi saat berjalan. Kini, ia sudah bisa berjalan sendiri.

“Setelah operasi, besoknya saya disuruh berjalan. Karena disuruh, ya saya turun dari tempat tidur dan jalan. Ternyata saya bisa berjalan sendiri. Mata saya jadi terang dan badan terasa enteng,” ungkap Lina, yang melakukan operasi di National Hospital Surabaya.

 

 

 

 

Simak video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Mukjizat yang luar biasa

Perjuangan Lina menjalani operas itumor otak menggunakan metode keyhole (operasi lubang kunci) melalui alis mata juga penuh haru.

Hanya selang dua hari setelah didiagnosis tumor otak, Lina masuk ruang operasi. Tumor otak yang jinak kini sudah diangkat dengan teknik sayatan 1 sampai 2 cm di alis mata. Bagi Fendi,sebuah mukjizat yang luar biasa, istrinya bisa bebas dari tumor otak dan penglihatannya tidak kabur lagi.

Ditemani sang suami, Fendi, Lina Hariani bisa melihat kembali setelah operasi tumor otak. (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

“Saya juga heran, dia (istri) bisa cepat pulih. Padahal, orang-orang kan beranggapan, kalau operasi tumor otak itu termasuk operasi yang sangat besar. Banyak teman saya, yang usianya 50-an tahun ‘tumbang’ (meninggal) setelah operasi tumor otak. Apa yang dialami istri saya benar-benar mukjizat,” ucap Fendi dengan raut wajah terheran-heran.

Operasi tumor otak yang dijalani Lina memakan waktu 6 jam. Seminggu setelah operasi, ia diminta dokter melakukan pemeriksaan MRI. Pun satu bulan setelah operasi, ia harus melakukan pemeriksaan kesehatan. Hasil pemeriksaan, tumor sudah tidak ada di otaknya.

3 dari 5 halaman

Keluhan mata kabur

Sebelum didiagnosis tumor otak, Lina sudah merasakan keluhan mata kabur kurang lebih 6 bulan disertai pusing selama satu bulan. Hal itu sangat menyiksanya. Ia kesulitan untuk melihat, terutama melihat nominal uang.

Akhirnya, Lina memeriksakan diri ke berbagai dokter mata dekat dengan tempat tinggalnya sampai ke Semarang. Beberapa kali ke dokter mata, hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi mata Lina bagus dan tidak ada tanda-tanda aneh. Dokter mata turut heran mengapa Lina tidak bisa melihat.

Demi memeroleh hasil pemeriksaan yang akurat, Lina mencoba cek MRI. Hasil MRI sungguh mengejutkan, ada tumor di otak, dekat saraf mata. Pada waktu itu, hanya Fendi yang melihat hasil MRI. Lina belum diberi tahu ada tumor di otak.

“Istri saya itu belum tahu ada tumor di otaknya setelah MRI. Nanti kesehatan dia drop kalaa tahu. Ya, suka kepikiran gitu nanti. Terlebih lagi tumor. Siapa yang tidak ngeri dengar kata tumor?” tambah Fendi.

4 dari 5 halaman

Konsultasi ke bedah saraf

Adanya tumor di otak dan harus diangkat membuat Fendi dan anak-anaknya mencari dokter bedah saraf yang tepat. Berkat kenalan dari kerabat, Fendi berhasil konsultasi ke dr Agus C Anab, spesialis bedah saraf di National Hospital Surabaya.

“Sebelum saya datang konsultasi, anak saya dulu malah yang menemui dr Aca (sapaan akrabnya). Saya ngajak istri datang konsultasi ke dr Aca. Dia (istri) masih belum tahu soal tumornya. Saya bilang, ‘Konsultasi saja dulu,” tutur Fendi.

Lina Hariani (tengah) menceritakan kisah soal tumor otak yang diidapnya. (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Fendi dan Lina cukup lama berkonsultasi soal operasi tumor otak. Hampir 1 jam konsultasi. Keputusan pun dipilih. Lina harus segera dioperasi.

“Hari Selasa konsultasi, besok sudah masuk ruang rawat inap, Kamis-nya langsung masuk ruang operasi,” ujar Lina. Operasi pun berjalan lancar.

5 dari 5 halaman

Minum jus wortel

Sembuh dari tumor otak, Lina mulai rutin hidup sehat. Meskipun tidak ada pantangan makanan tertentu, ia minum jus wortel tiap hari untuk membantu penglihatan.

“Sehari itu sekali buat jus wortel. Mata saya setidaknya jauh lebih baik setelah operasi,” lanjut Lina.

Berat badan Lina setelah operasi kian bertambah. Yang awalnya, hanya 52 kg, kini bertambah menjadi 64 kg.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.