Sukses

Kapan Kedutan Jadi Penanda Masalah Serius?

Dokter Sofyan, dokter spesialis bedah saraf memberi penjelasan, apa penyebab mata kedutan.

Liputan6.com, Jakarta Kalau mata kedutan tiba-tiba itu bukan tanda kedatangan rezeki atau ada yang sedang rindu, tapi merupakan isyarat dari tubuh menurut dokter ahli saraf.

"Dengan kemajuan teknologi, sudah ditemukan bahwa itu bukan, bahkan bukan penyakit. Itu karena saraf yang mengurusi wajah atau disebut saraf fascialis atau saraf nomor tujuh terganggu oleh pembuluh darah kecil yang menempel di sarafnya," kata dokter spesialis bedah saraf dari National Hospital Surabaya, dr M Sofyanto SpBS, kepada ANTARA News.

Sofyan menjelaskan diameter pembuluh darah itu sekitar dua milimeter, sementara saraf nomor tujuh diameternya 1-2 milimeter.

"Akibatnya, karena saraf nomor tujuh ini yang bertugas menggerakkan wajah, pipi, mulut, dia akan merot terus hilang lagi. Kejang-kejang wajahnya lalu hilang lagi," tutur dia.

Kedutan yang hanya sebentar tidak menandai masalah. Namun, kedutan yang berlangsung lama dan menimbulkan gangguan mungkin butuh penanganan.

Dokter Sofyan mengatakan bahwa kedutan bisa terjadi karena otot lelah, yang bisa diatasi dengan pemijatan. "Dipijat selesai. Gerakannya ke arah keluar (dari bawah ke atas) 20 kali," ujarnya.

Namun, ada pula kedutan yang berlangsung lama, hingga puluhan tahun, yang mungkin membutuhkan bantuan kalau sampai menimbulkan gangguan.

"Ada satu pasien yang menderita ini hampir 45 tahun. Akhirnya setelah dioperasi bisa sembuh. Karena ini bukan penyakit, sekedar sarafnya tersentuh," kata Sofyan.

"Kalau kedutan berlanjut, pipi, bibirnya merot separuh wajahnya merot berarti itu Hemifacial Spasm (HFS). Tidak dioperasi tidak apa-apa, hanya masalah estetika saja. Tetapi kalau merot terus, lalu dia bawa mobil, bisa menyerempet karena orientasi geometrisnya berubah," ia menjelaskan.

Operasi untuk mengatasi masalah itu perlu kehati-hatian karena pusat masalah berada di daerah batang otak, yang merupakan pusat pengaturan aktivitas.

Di sana, pembuluh darah menempel di saraf yang mengurusi wajah atau disebut saraf fascialis atau saraf nomor tujuh.

"Masalahnya, di mana letak saraf nomor tujuh itu? Di batang otak. Untuk mencapai ke sana perlu teknologi dan skill khusus dokternya, sehingga tidak mengganggu struktur di batang otak. Karena di sana pusat pengaturan aktivitas kehidupan, jantung kesadaran semua di situ," kata dia.

"Melalui lubang kecil melalui mikroskop kini dokter bisa mendeteksi di mana letak saraf nomor tujuh, delapan. Kemudian pembuluh darah yang menekan bisa dilepaskan, diberi sekat supaya tidak konslet lagi," demikian Sofyan.

Saksikan juga video menarik berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.