Sukses

Parfum Sintetis, Pengaruhi Kehamilan dan Anak Jadi Autis?

Liputan6.com, Jakarta Minyak wangi atau parfum merupakan salah satu kebutuhan bagi hampir setiap orang. Parfum umumnya digunakan banyak orang untuk menutupi bau badan dan memberi efek segar sepanjang hari. Namun di balik efek wangi yang didapatkan, benarkah parfum memberikan dampak yang berbahaya?

Menurut National Academy of Science, sekitar 95 persen bahan kimia yang digunakan dalam wewangian sintetis berasal dari minyak bumi atau minyak mentah. Bahan tersebut mengandung benzena, aldehid, toluena dan banyak bahan kimia beracun lainnya yang dapat menyebabkan kanker dan penyakit serius lainnya, seperti dikutip dari laman Draxe, Senin (16/10/2017).

Berikut ini beberapa penyakit serius yang dapat disebabkan oleh parfum sintetis.

1. Anak autis

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Philip J. Landrigan dari Pusat Kesehatan Lingkungan Anak Gunung Sinai menunjukkan bahwa paparan phthalate terhadap janin dapat meningkatkan risiko anak terkena autisme, gejala ADHD dan gangguan neurologis.

Hal inilah yang membuat wanita hamil harus sangat berhati-hati dalam memilih produk yang digunakan sehari-hari. Alasannya, bahaya aroma sintetis bisa memberikan dampak buruk pada janin yang sedang berkembang.

"Autisme dapat terjadi akibat dampak bahan kimia yang memengaruhi perkembangan otak. Jika janin terpapar dalam rahim, konsekuensinya anak akan terkena autis seumur hidup," ucap Dr Landrigan.

Selain itu, sebuah studi peer-review yang dilakukan pada 2010 yang diterbitkan dalam Environment Health Perpective menemukan bahwa wanita dengan tingkat phthalates yang lebih tinggi melahirkan anak-anak yang lebih cenderung untuk menunjukkan perilaku yang mengganggu. Bahan wewangian mampu menumpuk di jaringan lemak manusia dan ASI, hal ini sangat berbahaya bagi bayi.

2. Kanker

Menurut Breast Cancer Fund, saat seseorang ingin terhindar dari kanker, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menghindari parfum sintetis. Itu karena bahaya phthalate dalam parfume sintetis yang dapat mengganggu hormon.

National Academy of Sciences mendukung temuan 2011 oleh National Toxicology Program, sebuah kolaborasi ilmuwan dari beberapa instansi, bahwa kandungan styrene dalam parfum bersifat karsinogen atau racun bagi manusia.

Styrene dapat ditemukan pada asap rokok dan knalpot mobil. Hal yang mengejutkan, bahan tersebut juga digunakan dalam parfum, kosmetik dan produk pembersih.

Selain styrene, bahan lain yang berbahaya adalah Phthalate. Bahan tersebut dapat menyebabkan kanker, gangguan endokrin serta efek racun dan gangguan reproduksi. Sintetis berbahaya ini sudah dilarang dari kosmetik di Uni Eropa, namun masih cukup umum terjadi pada produk yang diproduksi dan dijual di Amerika Serikat. Phthalates sering disebut sebagai fragrance, tapi juga bisa ditulis di daftar komposisi sebagai phthalate, DEP, DBP, dan DEHP. Pastikan untuk menghindari parfum dengan kandungan tersebut.

 

Saksikan video menarik berikut :

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

3. Alergi dan reaksi keracunan

Wewangian adalah salah satu dari lima benda yang paling membuat alergi di dunia. Reaksi alergi yang dirasakan biasanya meliputi sakit kepala dan migrain, sulit bernapas dan iritasi sinus. Campuran pewangi juga sering memicu dermatitis kontak, sejenis reaksi alergi kulit.

Dalam beberapa tahun terakhir, laporan kesehatan menunjukkan bahwa alergi, masalah sinus, migrain dan asma meningkat drastis. Banyak ahli percaya ada kemungkinan hubungan antara peningkatan kondisi ini dengan maraknya penggunaan produk yang mengandung wewangian.

4. Asma dan masalah pernapasan lainnya

Jika Anda menderita asma, sebaiknya hindari penggunaan parfum. Sangat umum bagi penderita asma untuk menderita gejala kesehatan saat terpapar parfum, cologne dan produk wangi lainnya, terutama bila mengandung aroma buatan.

Satu studi mengamati pasien dengan riwayat gejala asma yang memburuk setelah terpapar cologne. Mereka menemukan bahwa volume pernafasan pasien menurun 18 sampai 58 persen selama paparan cologne.

Jika Anda menderita asma atau masalah pernafasan lainnya, maka sebaiknya Anda menggunakan produk bebas aroma.

Dengan menggunakan model hewan, sebuah penelitian tahun 1998 yang diterbitkan di Archives of Environmental Health melihat bagaimana produk wewangian menghasilkan efek toksik pada mamalia. Mereka menemukan bahwa emisi produk wangi menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti iritasi mata, hidung dan tenggorokan, iritasi paru, penurunan kecepatan aliran udara saat menghembuskan napas dan tanda-tanda neurotoksisitas. Neurotoksisitas ini bahkan lebih parah lagi bila subjek hewan mengalami paparan berulang terhadap produk beraroma.

Sebagai alternatif dari parfum sintetis, cobalah untuk menggunakan minyak wangi alami yang terbuat dari bunga dan buah-buahan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.