Sukses

Ibu, Pernahkah Merasa Gagal Jadi Orangtua?

Memarahi anak, atau tak sabar menghadapi anak yang tantrum bukan berarti seorang ibu atau ayah gagal menjadi orangtua.

Liputan6.com, Jakarta Merasa gagal jadi orangtua? Memarahi anak atau tak sabar menghadapi anak yang tantrum bukan berarti seorang ibu atau ayah gagal menjadi orangtua.

Amelia Kriss, seorang life coach dan creative arts therapist mengatakan, secara rasional, tantrum ini sesuai dengan perkembangan anak-anak. Orangtua harus belajar memetabolisme perasaannya, berurusan dengan peraturan, dan mengelola kontrol individual.

"Ketika Anda membuat mereka kesal sampai terengah-engah, ada bagian dari otak Anda yang bertanya-tanya, 'Apakah saya monster? Dan saya tidak menyadarinya? Apakah saya orangtua terburuk?!'" kata Kriss, seperti dilansir YourTango, Jumat (6/10/2017).

Menurutnya, otak manusia tentu tahu ada "tanda bahaya" karena suatu alasan, dan dengan ukuran itu, anak baik-baik saja.

"Dan pada saat itu, Anda mungkin merasa malu karena memanggil anak Anda yang 'mengerikan' -- bahkan dalam pikiran Anda sendiri -- saat Anda mendengar diri Anda berteriak, `Apa nugget kecil yang manis?` dan Anda serius," ujar Kriss.

Kriss menegaskan, orangtua tidak tiba-tiba gagal dalam mengasuh anak akibat sudah membentak atau menertawakan anak di belakangnya karena kelakuan mereka. Atau terakhir karena Anda menyerah.

"Anda tidak gagal sebagai orangtua karena dia memilih tiga biskuit manis untuk makan siang atau menjilat eskalator atau menggigit satu anak di kelas musik. Atau karena Anda mengatakan kepadanya dengan keras 'tidak' dan tidak menjelaskannya," katanya lagi.

Jika Anda gagal sebagai orangtua, lanjut Kriss, itu artinya mengasuh anak adalah hal yang tidak mungkin. Dan hal yang tidak mungkin itu seperti mencintai, memegang, mengajarkan, menumbuhkan, belajar, dan mengubahnya yang disebut membesarkan.

"Itu semua begitu indah, begitu kuat dan sangat berharga," tutupnya.

 

Simak juga video menarik berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.