Sukses

Wartawan Jepang Meninggal Setelah Lembur 159 Jam Sebulan

Lembur selama 159 jam dalam sebulan, wartawan Jepang meninggal, kematiannya baru terungkap setelah empat tahun kematiannya.

Liputan6.com, Tokyo, Jepang Lembur selama 159 jam dalam sebulan membuat seorang wartawan politik di Jepang meninggal. Berita memilukan ini baru diungkap oleh atasannya setelah empat tahun kematian wartawan tersebut.

Miwa Sado, wartawan NHK Jepang meninggal akibat gagal jantung pada 2013. Ia lembur selama 159 jam 37 menit dalam waktu satu bulan. Atasan Sado mengumumkan berita kematian Sado pada Rabu, (4/10), menurut surat kabar Asahi.

Artinya, Sado menerima rata-rata sekitar 5,9 jam lembur sehari, termasuk di akhir pekan, dilansir dari Business Insider, Jumat (6/10/2017).

Menurut sebuah kantor pekerja lokal di Tokyo, penyebab kematian wartawan tersebut adalah karoshi. Istilah dalam bahasa Jepang, yang secara harfiah berarti "kematian karena bekerja melampaui batas.”

Wartawan berusia 31 tahun itu meliput dua pemilihan kepala daerah lingkup regional dan nasional menjelang kematiannya pada 24 Juli 2013. Ia ditemukan terjatuh dari tempat tidur saat memegang ponsel.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Terlalu sibuk dan stres

Sebulan sebelum kematiannya, Sado mengirim surat elektronik (surel) kepada ayahnya.

"Saya terlalu sibuk dan stres. Saya berpikir untuk istirahat setidaknya sekali sehari. Tapi saya rasa saya harus bertahan," tulis Sado.

NHK mengatakan, pihaknya menunggu selama empat tahun untuk berani mengungkapkan penyebab kematian Sado. Ini karena permintaan orangtua Sado, yang pada awalnya menginginkan agar kematian Sado dijaga kerahasiaannya.

Orangtua Sado akhirnya berubah pikiran pada musim panas tahun ini. Mereka mengizinkan kematian Sado diungkap ke publik.

3 dari 3 halaman

Kontroversi waktu lembur

Menurut hukum Jepang, karyawan biasa hanya bisa bekerja 40 jam seminggu atau tidak lebih dari delapan jam sehari. Ditambah waktu istirahat sampai satu jam.

Saat ini, Jepang berencana memberlakukan lembur selama 100 jam dalam sebulan. Rencana ini menurut beberapa kritikus masih berlebihan, laporan dari surat kabar Jepang Kyodo.

Pemerintah Jepang menerbitkan survei Oktober 2016. Lebih dari satu dari lima perusahaan memiliki karyawan yang bekerja lebih dari 80 jam lembur sebulan. Artinya, sekitar empat jam lembur dalam sehari, belum termasuk akhir pekan.

Survei juga mencatat, 2.159 karyawan bunuh diri pada tahun 2015 karena masalah jam kerja.

Pada Desember 2016, Matsuri Takahashi, 24 tahun tahun melompat dari atas gedung asramanya setelah dilaporkan 105 jam lembur dalam waktu satu bulan.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.