Sukses

Mengenal Hepatitis, Deteksi Dini, Penularan hingga Pengobatan

Seperti apa deteksi dini, pengobatan dan penularan hepatitis?

Liputan6.com, Jakarta Hepatitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang hati. Memahami penyakit ini dapat membantu masyarakat agar melakukan deteksi dini dan melakukan pengobatan lebih awal.

Deteksi dini hepatitis dapat dilakukan oleh siapapun. Namun, orang-orang yang diutamakan melakukan screening adalah orang-orang yang berisiko tinggi, seperti keluarga yang memiliki anggota berpenyakit hati, pekerja medis, dan orang yang menggunakan jarum suntik.

Cara melakukan deteksi dini hepatitis sangatlah mudah. "Untuk melakukan deteksi dini hepatitis, bisa melakukan pemeriksaan HbsAg ke laboratorium," ucap Ketua Komisi Hepatitis Kementerian Kesehatan DR. dr. Rino Alvani SpPD-KGEH saat ditemui di acara diskusi hepatitis pada Jumat (29/9/2017) di kawasan Jakarta Pusat.

Dia menjelaskan, orang yang terdeteksi hepatitis, jenis pengobatannya berbeda, tergantung jenisnya.

"Untuk hepatitis A, enggak perlu diobati karena nantinya sembuh sendiri. Sementara untuk hepatitis B ada terbagi dua jenis, ada yang hanya perlu monitoring dan ada yang harus menjalani pengobatan," paparnya.

Mengenai penderita hepatitis B yang hanya perlu monitoring atau pemeriksaan berkala, dia menjelaskan bahwa itu ditujukan bagi penderita hepatitis B yang tidak mengalami pembengkakan hati.

"Hepatitis tidak selalu menimbulkan gangguan, kalau enggak menimbulkan gangguan, tidak perlu diobati. Pengobatan dilakukan jika memang ada kerusakan pada hati," lanjutnya.

Namun, bagi penderita hepatitis B yang mengalami pembengkakan hati, dia harus menjalani pengobatan, biasanya dengan obat. Dr Rino menjelaskan, obat-obatan tersebut sudah tersedia generiknya seperti tenofovir sehingga harganya cukup terjangkau.

Untuk itu, dr Rino menekankan pentingnya deteksi dini pada penderita hepatitis agar lebih mudah ditangani.

"Yang terpenting adalah masyarakat tidak boleh cuek, terutama yang memiliki risiko hepatitis agar memeriksakan diri. Pemeriksaan dini dilakukan agar jika terkena hepatitis bisa segera diobati," ucapnya.

Selain kedua jenis hepatitis tersebut, dia juga menjelaskan mengenai pengobatan hepatitis C. "Untuk hepatitis C, pengobatan umumnya berhasil dengan persentase antara 98 hingga 100 persen. Persoalannya, banyak penderita hepatitis yang enggak terdeteksi sehingga enggak ketahuan. Jika tidak diobati, kondisi itu akan bertambah buruk," tutupnya.

Saksikan video menarik berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penularan hepatitis

Mengenai rantai penularan hepatitis, dr. Rino menjelaskan, proses penularan hepatitis adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kontak darah dan bukanlah genetik.

"Hepatitis bukanlah genetik. Namun, penularannya bisa melalui jalan lahir, sehingga jika ibu sakit hepatitis, anak-anaknya harus melakukan screening. Selain itu, transfer hepatitis bisa melalui jarum suntik atau yang berkaitan dengan darah, seperti memasang tato dengan alat yang tidak steril atau mantan pemakai narkoba dengan jarum suntik bergantian," imbuhnya.

Dia berharap, pemahaman masyarakat mengenai hepatitis dapat ditingkatkan, sehingga pada 2030 mendatang tidak ada lagi kasus hepatitis yang membebani kesehatan masyarat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau obat ataupun agen penyebab infeksi.

    Hepatitis

Video Terkini