Sukses

Hari Kesehatan Jiwa Sedunia Soroti Kesehatan Mental Para Karyawan

Tema yang diangkat pada Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2017 berkaitan dengan kesehatan jiwa karyawan di tempat kerja

Liputan6.com, Jakarta Masalah kesehatan karyawan di tempat kerja yang selama ini jadi sorotan selalu menyasar pada fisik saja. Sedangkan kesehatan mental para pekerja jarang sekali dibicarakan.

Hal itu yang kemudian menjadi fokus pada Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang jatuh pada 10 Oktober 2017. Tema yang diangkat pun adalah Mental Health in World Place. Menurut dr Andri SpKJ FAPM dari Klinik Psikosomatik Rumah Sakit Omni, Alam Sutera, Tangerang, tema ini lebih menyoroti kesehatan jiwa di tempat kerja.

"Kita selama ini mengenal kesehatan kerja itu menyasar masalah fisik atau keselamatan kerja di suatu perusahaan. Sedangkan masalah kesehatan mental karyawan tidak pernah menjadi fokus utama," kata Andri dikutip dari pesan suara yang diterima Health Liputan6.com pada Sabtu, 30 September 2017.

Stres di tempat kerja tidak dapat dihindari begitu saja oleh para karyawan. Kondisi ini punya pengaruh besar untuk menghambat performa kita.

"Kalau dilihat banyak sekali hubungan antara stres dan tempat kerja, di mana biasanya orang mengalami stres akibat pekerjaan yang terlalu berat bebannya," kata Andri menambahkan.

Misalkan orang yang mengalami masalah kesehatan jiwa, seperti depresi, stres, dan cemas, tentu tidak bisa bekerja dengan maksimal di tempat kerja. Dampak dari kondisi ini akan memengaruhi kualitas hidup, sekaligus kualitas pekerjaan orang tersebut.

"Ini menjadi sangat penting untuk diperhatikan oleh kita semua. Bukan cuma karyawan, tapi juga sebagai seseorang yang memberikan lapangan pekerjaan untuk karyawan tersebut," kata Andri menekankan.

Topik ini kemudian menjadi layak untuk dibahas karena kita seringkali tanpa sadar mengalami masalah kejiwaan tapi tidak mendapatkan penanganan yang baik. Padahal, kalau pikiran, perasaan, dan perilaku mengalami gangguan yang terjadi berturut-turut, ada baiknya melakukan konsultasi ke ahlinya. Bisa dengan dokter, psikolog, maupun dokter jiwa.

"Jangan ditunda karena gangguan kejiwaan akan sangat berhubungan dengan masalah lainnya termasuk gangguan fisik. Sebab, gangguan kejiwaan ini bisa disembuhkan," kata Andri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.