Sukses

Bila Anak Nonton Film G30S PKI, Ortu dan Guru Perlu Lakukan Ini

Film 'Penumpasan Penghianatan G30S/PKI' ada adegan sadis yang tidak layak untuk anak. Ortu dan guru perlu lakukan ini bila anak nonton ini.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhajir Effendy, dalam sebuah wawancara menyampaikan film 'Penumpasan Penghianatan G30S/PKI' tidak layak untuk ditonton anak-anak. Baik anak SD maupun SMP tidak disarankan menonton karena ada beberapa adegan sadis.

Walau tidak disarankan, bisa saja anak-anak tetap menonton film yang disutradarai Arifin C Noer itu. Apalagi di berbagai titik sudah dan akan digelar nonton bareng. Dikabarkan pula, ada dinas pendidikan yang mengeluarkan surat edaran kepada anak SD dan SMP untuk menonton dan membuat resume tentang film itu.

Bila anak menonton atau harus menonton, psikolog anak, Anna Surti Ariani, mengingatkan pentingnya orangtua atau guru melakukan pendampingan. Sehingga anak jadi mudah setiap saat untuk bertanya kepada mereka.

"Saat pendampingan, orangtua atau guru bakal ditanya sama anak. Pada saat itu secara langsung kita bisa menyampaikan hal itu adalah sejarah masa lalu," kata psikolog yang akrab disapa Nina ini.

Orangtua dan guru juga sebaiknya sudah siap dengan kumpulan informasi sejarah tentang kejadian 30 September 1965 ini. Sehingga bakal memberikan jawaban bijak dan tepat atas pertanyaan anak.

Saksikan juga video menarik berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perhatikan reaksi anak

Saat memberikan pendampingan, orangtua dan guru juga perlu memperhatikan reaksi anak pada saat ia menonton. Apakah takut atau santai-santai saja.

Saat melihat adegan sadis, anak mungkin ketakutan. Bila ketakutannya berlebihan, bisa membuatnya terus menerus berpikir, bahkan sampai tidak bisa berkonsentrasi dan tidak bisa tidur.

"Bahkan bisa timbul kecemasan kalau sampai adegan tersebut mengenai diri atau keluarganya," tutur Nina.

Namun, bisa saja anak santai saat menonton adegan sadis. Ada dua kemungkinan terkait hal ini. Pertama, dia tidak paham apa yang ditonton. Orangtua atau guru wajib melakukan pengecekan apakah benar anak tidak paham dan tidak peduli.

Kedua, kalau anak paham yang ditonton dan tetap santai, ini kemungkinan sang anak sudah menoleransi kekerasan. "Ini lebih mengerikan. Biasanya terjadi pada anak yang sudah biasa memainkan gim yang mengandung kekerasan," jelas Nina.

3 dari 3 halaman

Bila anak amat ketakutan nonton film ini

Bila anak nampak ketakutan melihat adegan-adegan dalam film berdurasi sekitar 3,5 jam ini, Nina menyarankan orangtua bertanya kepada anak apa yang ditakuti. Hal ini bertujuan menggali perasaan yang muncul dari anak.

Misalnya anak mengungkapkan takut saat melihat adegan putri Jenderal Besar AH Nasution, Ade Irma Suryani, saat ditembak. Sangat mungkin anak menyampaikan juga bahwa dia takut ditembak.

"Bila seperti ini, orangtua bisa bilang, 'Ibu juga takut saat melihat adegan itu. Kejam sekali ya orang-orang itu sampai ada anak yang menjadi korban'. Ini merupakan usaha untuk melakukan validasi emosi kepada anak," kata psikolog yang berpraktik di Klinik Terpadu UI-Depok ini.

Jika anak sudah ketakutan, orangtua perlu memberikan rasa aman kepada buah hati. Misalnya dengan menyebutkan bahwa pada saat ini pemerintah sudah lebih tegas dalam memberantas orang-orang yang punya niat kejam seperti itu.

"Sampaikan juga bahwa orangtua akan sangat berusaha menjaga anak kalau ada seseorang yang berusaha mencelakannya," saran wanita yang juga ibu dua anak ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini