Sukses

Setya Novanto Pernah Tertidur Saat Rapat, Tanda Mengalami Ini?

Setya Novanto dan anggota dewan yang sering tertidur saat rapat paripurna mungkin karena mengidap penyakit ini.

Liputan6.com, Jakarta Pakar kesehatan tidur dari Snoring & Sleep Disorder Clinic Pondok Indah, dr Andreas Prasadja RPSGT, menduga para anggota dewan, termasuk Setya Novanto, yang sering tidur saat rapat paripurna karena mereka mengidap sleep apnea.

Itu bisa jadi benar, karena Ketua DPR yang menjadi tersangka kasus e-KTP beberapa kali tersebut kedapatan tertidur saat menghadiri acara resmi, di antaranya saat Barack Obama berpidato.

Dugaan semakin diperkuat dengan munculnya foto yang memperlihatkan Setya Novanto memakai masker Continuous Positive Airway Pressure (CPAP), yang biasa digunakan oleh pasien sleep apnea atau gangguan tidur.

"Sleep apnea ini artinya adalah henti napas saat tidur, yang ditandai dengan mengorok. Akan tetapi, untuk mengetahui apakah ngorok itu normal atau memang ada sleep apnea, harus diperiksa di laboratorium tidur," kata Andreas saat dihubungi Health Liputan6.com pada Kamis, 28 September 2017.

Sleep apnea bukan gangguan tidur biasa yang lantas dapat diabaikan begitu saja. Bila tak segera ditangani, sleep apnea menyebabkan seseorang menderita stroke, diabetes, dan penyakit jantung yang juga diderita oleh Setya Novanto. "Bahkan, sleep apnea bisa menyebabkan kematian," kata Andreas.

Andreas menjelaskan, ngorok pada orang yang mengalami sleep apnea tidak beraturan. "Ngoroknya itu ada jedanya. Dia kemudian diem dulu, gerakan napasnya hebat, sesak, terus tiba-tiba kayak tersedak. Saluran napasnya ini tersumbat, yang membuat orang tersebut seolah-olah tercekik. Akibat kondisi ini, pasien sering terbangun tanpa sadar di malam hari," kata Andreas.

Kalau hal demikian terjadi sepanjang malam dan berulang, penderita sleep apnea bangun dalam keadaan tidak segar, dan mudah mengantuk. "Tidak heran jika di tengah sidang sering ketiduran," kata Andreas.

Akibatnya, produktivitas pasien sleep apnea jadi menurun. Daya ingat dan konsentrasinya pun tak bisa maksimal, yang tentu saja memengaruhinya dalam mengambil keputusan. 

 

Saksikan juga video berikut: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.