Sukses

Krim Cukur Bisa Pengaruhi Kualitas Sperma

Suatu senyawa dalam krim cukur pria, yang juga ditemukan dalam beberapa produk lain, ternyata bisa mempengaruhi kualitas sperma.

Liputan6.com, Jakarta Ketika berbicara soal risiko bercukur, kebanyakan pria biasanya hanya akan memusingkan soal luka. Namun sebuah studi baru menemukan risiko bercukur yang lebih serius, jika menggunakan produk krim cukur tertentu: menurunnya jumlah sperma.

Sebuah studi dari University of Massachusetts, Amherst menemukan, phthalates, suatu tipe senyawa kimia yang biasa ditemukan di dalam krim cukur dan produk kebersihan pribadi lainnya, memiliki efek detrimental pada kemampuan seorang pria bereproduksi.

Tim peneliti mempelajari 48 pasangan yang mereka rekrut dari klinik IVF (bayi tabung). Mereka mengumpulkan sampel urin dari para pria di hari yang sama mereka mendonorkan sperma, lalu menganalisis kadar phthalate-nya.

Hasil penemuan para peneliti, phthalate bisa mengubah DNA di dalam sperma dengan cara menempelkan senyawa pengubah pada protein pembentuk material genetik. Hal ini bisa memiliki efek kebalikan pada sperma dan pada keturunan yang dihasilkan dari sperma tersebut.

Bahayanya, menurut Richard Pilsner, peneliti kesehatan pemimpin penelitian, muncul pada periode ketika sperma dihasilkan dan matang di dalam testis. Jika seorang pria memiliki kadar phthalate yang tinggi pada saat itu, ada kemungkinan besar spermanya akan terpengaruh.

Artinya, akan ada penurunan pada jumlah sperma.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Calon ayah perlu waspada

"Sejak dulu sudah ada kekhawatiran untuk para ibu hamil agar tidak merokok atau minum alkohol, untuk melindungi janin mereka," ujar Pilsner, melansir Men's Health, Kamis (28/9/2017). Hasil penelitian ini menemukan, pria juga memiliki kekhawatiran yang sama.

Perlu waktu 72 hari agar sperma matang, pria jadi rentan paparan dari lingkungannya, seperti phthalates ini.

Para peneliti menemukan 131 regional genetik yang dipengaruhi oleh phthalates, kebanyakan berhubungan dengan gen yang mengatur pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi sel. Meski demikian, para peneliti masih belum yakin, apa yang sebenarnya dilakukan phthalates terhadap DNA sperma.

Namun, jika riset Pilsner ini benar, ada baiknya untuk para pria yang ingin menjadi ayah untuk tidak menggunakan produk yang mengandung phthalates selama tiga bulan, atau sebelum benar-benar berusaha untuk memiliki anak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.