Sukses

Bocah Ini Tetap Ceria meski Jantungnya di Luar Tubuh

Bocah perempuan berusia delapan tahun menjalani hari dengan ceria meski miliki kondisi langka yaitu jantungnya berada di luar tubuh.

Liputan6.com, Jakarta Anak perempuan berusia delapan tahun ini mengalami kondisi langka yaitu memiliki jantung di luar tubuhnya. Dalam dunia medis, kondisi tersebut dinamakan Thoraco abdominal syndrome atau Pantalogy of Cantrell.

Mengutip laman Boldsky, Jumat (22/9/2017), bocah bernama Virsaviya ini mengalami kondisi langka yang kemungkinan terjadi pada satu berbanding sejuta orang di dunia.

Meski mengalami kondisi tersebut, Virsaviya tetap ceria menjalani hari-harinya. Seperti anak seusianya, dia senang menari, menggambar dan bermain kuda poni. Saat orang mengetahui kondisi yang dialaminya, kebanyakan orang akan menilai dia anak pemberani meski memiliki kondisi jantung di luar dada.

Virsa menjadi banyak dikenal saat sebuah video dirinya beredar di internet. Video tersebut menunjukkan dia sedang tertawa cekikikan melihat jantungnya berdetak kencang.

Meski video tersebut sedikit menggelikan, video tersebut menunjukkan betapa hebatnya gadis kecil ini menghadapi kondisi yang dialaminya.

Saksikan video menarik berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Saat anak mengalami penyakit parah atau kondisi langka

Seringkali anak yang mengidap penyakit atau kondisi langka tertentu mengalami kesulitan beradaptasi dan memiliki rasa minder. Pada akhirnya, hal ini akan menyulitkan anak untuk menjalani kesehariannya.

Untuk mengatasi hal tersebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh keluarga, dilansir dari laman Parenting.

1. Dukungan

Hal terpenting bagi anak yang mengalami penyakit atau kondisi langka adalah dukungan dari orang terdekat. Buatkan komunitas dari keluarga dan teman untuk membantu mendukung sang anak. Peran orangtua untuk melakukan hal ini sangatlah membantu anak untuk tetap percaya diri.

"Anak tidak membutuhkan simpati, melainkan dukungan dari keluarga, teman, guru dan lingkungan," ucap Erica, seorang kakak dari penderita penyakit kronis.

Dukungan akan membantu anak untuk bersosialisasi dan membuatnya tidak merasa sendirian.

2. Pendidikan

Secara aktif mencari informasi untuk memahami penyakit untuk membantu penyembuhan merupakan hal penting. Pantau dan catat perkembangan anak untuk didiskusikan kepada dokter. Selain itu, tanyakan apa pun yang ingin ditanyakan agar memahami kondisi anak secara menyeluruh.

3. Perhatian

Perhatian merupakan hal penting bagi anak dengan kondisi khusus agar tidak merasa diabaikan. Dengarkan anak secara verbal maupun nonverbal dan bantu dia menunjukkan apa yang dia rasakan. Jadilah orangtua yang terbuka, jujur dan mendukung.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini