Sukses

Apa Dampak Main Game pada Karakter Anak?

Liputan6.com, Jakarta Kala anak-anak termasuk dewasa sekalipun terpapar game, ada karakter positif dan negatif yang terbentuk, disadari ataupun tidak.

"Ketika digunakan tepat untuk anak, ada karakter positif yang terbentuk, positif dan negatif. Positifnya, pertama membuat anak memiliki keingintahuan yang besar," ujar ahli psikologi anak, Firesta Farizal MPsi, dalam acara peluncuran Game Anak Sholeh, di Jakarta, Rabu.

Efek positif lain pada karakter anak, disiplin dan bertanggung jawab pada aturan yang sudah disepakati, serta berkembangnya nilai-nilai positif yang terpengaruh dari konten game.

"Misalnya tentang kejujuran, bertanggung jawab, menghargai orang lain, mau membantu orangtua dan peduli terhadap lingkungan," tutur Farizal.

Dia mengatakan, efek ini, tentu saja terjadi bila orangtua terlibat mendampingi anak.

"Orangtua terlibat. Kalau orangtua tahu anaknya main apa, ngobrolnya bisa makin banyak dan panjang. Orangtua perlu juga belajar memahami gawai dan mendampingi anak saat menggunakan gawai," kata dia. 

 

Saksikan juga video berikut ini: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bayang-bayang karakter negatif

Namun, bayang-bayang karakter negatif juga bisa menyerang anak, misalnya membuat anak cenderung ingin sesuatu yang mudah dan cepat.

"Mereka cenderung mudah menyerah dengan sesuatu yang butuh 'usaha' lebih. Kalau bermain puzzle dibutuhkan penekanan-penekanan, kalau di gadget tinggal geser-geser layar," kata dia.

Selain itu, anak berisiko kurang peka terhadap apa yang terjadi di sekitarnya, karena terlalu terpaku pada screen dan game yang mereka mainkan.

Karakter negatif lainnya adalah berkembangnya nilai-nilai negatif yang terpengaruh dari konten game.

"Ada risiko muncul materi tidak pantas untuk anak, risiko perundungan siber, pengembangan nilai tidak sesuai misal game berantem-berantem terus, muncul agresivitas, nilai komersialisme dan konsumerisme," kata dia.

Dia menyarankan, selain mendampingi, orangtua juga perlu memaksimalkan penggunaan children-mode, restricted-mode dan filter pada gawai untuk meminimalisasi efek negatif game.
(Lia Wanadriani Santosa/AntaraNews)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.