Sukses

Banyak Pengikut di Media Sosial Bisa Ganggu Saluran Pernapasan?

Semakin banyak teman di media sosial, semakin besar juga Anda akan terkena infeksi saluran pernapasan bagian atas.

Liputan6.com, Jakarta Penelitian yang baru dipublikasikan di Jurnal Computers in Human Behavior menemukan bahwa semakin banyak teman yang Anda miliki di media sosial Facebook, semakin besar juga kemungkinan Anda terkena infeksi saluran pernapasan bagian atas.

Penelitian sebelumnya telah menghubungkan media sosial dengan masalah kesehatan mental yang lebih besar seperti kegelisahan dan depresi. Para peneliti meyakini bahwa hubungannya dengan kesehatan mental juga bisa berujung pada masalah kesehatan fisik, demikian laporan Medical Daily, seperti dilansir dari Refinery29, Kamis (21/9/2017).

Para peneliti Regis University di Colorado meminta 89 mahasiswa yang sehat untuk mengisi survei seputar kesehatan dan penggunaan Facebook mereka. Setelah melihat keadaan para mahasiswa tersebut selama 10 minggu, terpantau ada gejala infeksi saluran pernapasan bagian atas.

Hasilnya mengejutkan. Ada dua siswa yang memiliki jumlah pertemanan lebih banyak di Facebook. Mereka mengakui merasa cemas saat berada di Facebook, lebih rentan terkena infeksi.

Penting untuk diketahui bahwa studi terhadap 89 orang tersebut membuktikan bahwa penggunaan Facebook menyebabkan infeksi saluran pernapasan. Namun, hubungan antara kecemasan bermain media sosial dan masalah pernapasan memang menarik.

Ini adalah hubungan yang telah terjalin dalam penelitian sebelumnya. Jadi tidak sulit untuk memercayai bahwa media sosial dapat menimbulkan kecemasan yang kemudian berlanjut memicu masalah pernapasan. 

 

 

 

Saksikan juga video berikut ini: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hanya meneliti pengguna Facebook

"Studi ini hanya memeriksa pengguna Facebook yang duduk di perguruan tinggi. Oleh karena itu, kami tidak tahu apakah efek ini bisa terjadi dengan obyek yang lain," penulis Jay P. Campisi mengatakan kepada PsyPost.

"Misalnya, apa iya kakek-nenek yang mengaktifkan Facebook untuk melihat foto cucu mereka juga merasakan kecemasan atau tekanan yang sama seperti yang dirasakan mahasiswa?"

Jawabannya, belum tentu. Para peneliti menduga bahwa kakek dan nenek tidak akan merasakan kegelisahan yang sama saat melihat foto cucu mereka daripada para mahasiswa yang cenderung membandingkan kehidupan mereka dengan media sosial milik teman-temannya.

Memang, penelitian hanya fokus melihat Facebook. Tentu saja hal yang sama mungkin bisa dikatakan tentang media sosial lainnya terutama Instagram, yang baru-baru ini diduga sebagai platform media sosial terburuk untuk kesehatan mental. Jika iya, penelitian ini menunjukkan bahwa media sosial juga dapat berdampak pada kesehatan fisik Anda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.