Sukses

Kandungan Obat PCC dan Bahayanya

Liputan6.com, Jakarta Sejak minggu lalu, obat Paracetamol, Caffeine, and Carisoprodol (PCC) telah menghebohkan Kota Kendari. Anak-anak yang meminum obat ilegal tersebut mengalami efek kejang, mengamuk, hingga bertingkah seperti zombi. Apa sebenarnya isi kandungan obat PCC dan apa bahayanya jika paracetamol dikonsumsi bersamaan dengan Caffeine dan carisoprodol?

PCC merupakan obat yang terdiri dari tiga komponen, yaitu paracetamol, caffeine, dan carisoprodol yang masing-masing memiliki efek berbeda.

1. Paracetamol

Paracetamol merupakan obat yang berkhasiat analgetik dan antipiretik. Obat ini dijual bebas di apotek dan biasanya digunakan untuk mengatasi demam, sakit kepala, sakit gigi, dan segala nyeri lainnya.

"Analgetik merupakan obat penghilang rasa sakit, sementara antipiretik merupakan obat penurun suhu badan. Jadi paracetamol bisa digunakan untuk menghilangkan nyeri dan menurunkan suhu badan pada anak maupun orang dewasa," ucap Arief Achmad Fauzi, S.Farm, Apt saat dihubungi Health-Liputan6.com, Senin (18/9/2017).

Mengenai efek samping penggunaan paracetamol, Arief menyebutkan ruam, hipotensi, atau tekanan darah rendah serta alergi dan kesulitan bernapas, namun hal itu jarang terjadi. Salam jangka panjang, penggunaan paracetamol dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.

2. Caffeine

Caffein merupakan senyawa kimia berupa alkaloid xantin yang dihasilkan oleh tanaman. Salah satu tanaman yang mengandung banyak kafein adalah biji kopi.

Dalam dunia kesehatan, kafein atau caffeine berguna untuk meningkatkan fungsi otak dan bekerja dengan memberikan rangsangan pada sistem saraf pusat.

"Kafein bisa meningkatkan daya pikir, makanya banyak yang senang minum kopi agar bisa fokus bekerja. Selain itu, caffeine juga membantu menghilangkan nyeri otot dan pemulihan cedera," ucapnya.

Mengenai efek samping, konsumsi caffeine dapat meningkatkan produksi urine berkat khasiat diuretiknya dan juga mampu menaikkan tekanan darah. Untuk itu, seseorang yang terkena hipertensi disarankan untuk menghindari kopi dan makanan yang mengandung caffeine lainnya seperti teh, cokelat, dan minuman berenergi. 

Saksikan video menarik berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

3. Carisoprodol

Carisoprodol merupakan obat yang berfungi merelaksasi otot. Obat ini biasanya harus dibeli dengan resep dokter, tapi sejak 2013 obat ini ditarik izin edarnya karena diduga lebih banyak efek sampingnya dibanding kegunaannya.

"Carisoprodol bekerja dengan mengurangi rasa sakit pada saraf dan otak. Namun, efeknya ini yang bahaya karena bisa menyebabkan halusinasi dan kejang," paparnya.

Obat ini mampu mempengaruhi pikiran dan akhirnya mempengaruhi tindakan. Seperti yang terjadi di Kendari, Sulawesi Tenggara, beberapa waktu lalu.

Selain itu, obat ini bersifat adiktif sehingga bisa menyebabkan kecanduan. Kecanduan obat ini bisa menyebabkan overdosis dan kematian.

Bagaimana jika paracetamol, caffeine, dan carisoprodol diminum bersamaan?

Setiap obat yang diminum bersamaan atau dikombinasikan akan saling memperkuat efek melawan penyakit. Namun apabila obat bekerja saling bertentangan maka efeknya akan berlawanan.

Obat PCC merupakan kombinasi penghilang rasa sakit. Jadi, saat meminum paracetamol, caffein dan carisoprodol, nyeri yang hebat akan teratasi. "Namun, karena efek carisoprodol yang bisa mempengaruhi saraf dan otak ini, efeknya jadi tak karuan, apalagi kalau sekali minum tiga sampai lima tablet," jelasnya.

"Dengan mempengaruhi saraf, akibatnya perilaku juga akan terpengaruh, Salah satu contohnya anak-anak yang mengamuk di Kendari. Penyebabnya adalah reaksi dari saraf pusat yang menyebabkan halusinasi dan menurunkan hingga menghilangkan kesadaran. Saking besar pengaruhnya ke saraf, orang yang meminum obat ini mudah merasa panik, mengalami perubahan emosi dan kehilangan kontrol, seperti anak yang berani loncat ke laut dan bertingkah seperti zombi," lanjutnya.

Dia mengimbau untuk meminimalisasi penggunaan obat jika tidak dibutuhkan.

"Minum obat kalau perlu saja, kalau enggak perlu apalagi obat itu ilegal buat apa, nantinya akan menyesal sendiri," tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini